Jumat 10 Dec 2021 05:00 WIB

Israel Buat Dinding Besi Cegah Terowongan Hamas di Sekitar Gaza

Israel menyebut butuh 3,5 tahun menyelesaikannya dan butuh biaya Rp 14 triliun.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Teguh Firmansyah
Terowongan Gaza-Israel yang dibangun pejuang Palestina.
Foto: AP
Terowongan Gaza-Israel yang dibangun pejuang Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Militer Israel mengumumkan penyelesaian penghalang anti-terowongan besar-besaran di sekitar Jalur Gaza. Penghalang yang membentang sepanjang lebih dari 64 kilometer ini dihubungkan dengan pagar darat, penghalang laut, sistem deteksi, dan observatorium penembakan. 

Seperti dilansir dari The New Arab, Rabu (8/12), Juru Bicara militer Israel Avichai Adraei menyebut tembok itu membutuhkan waktu tiga setengah tahun untuk pembangunannya dan menelan biaya Rp 14 triliun. "Israel telah membangun proyek paling kompleks untuk mencegah ancaman terowongan Hamas," kata Adraei. “Israel berkomitmen untuk melindungi warganya dari bahaya apa pun yang berasal dari Jalur Gaza,"tambahnya. 

Baca Juga

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dalam peresmian tembok mengatakan, penghalang ini, proyek teknologi kreatif tingkat pertama untuk menghindari Hamas dengan menempatkan 'dinding besi', sensor dan beton antara mereka dan penduduk Selatan Israel.

Jalur Gaza menjadi lokasi empat perang sengit antara faksi-faksi bersenjata Palestina dan Israel antara tahun 2008 dan 2021, di mana Israel menimbulkan kerusakan parah di daerah kantong pantai dan melukai ribuan warga Palestina.

Sayap militer gerakan Hamas yang mengatur Gaza telah berulang kali menggunakan terowongan dalam konfrontasi dengan tentara Israel.  Insiden paling terkenal terjadi pada tahun 2006 dengan penculikan tentara Israel Gilad Shalit.

Israel mengumumkan sedang membangun tembok setelah Hamas menculik dan membunuh tentara Hadar Goldin dan Aaron Shaul selama perang Israel 2014. Mereka mengatakan ingin mencegah lebih banyak tentara menderita nasib yang sama.

Sebuah sumber yang dekat dengan Hamas yang memilih untuk tidak disebutkan namanya mengatakan kepada The New Arab bahwa upaya mahal tentara Israel untuk menghadapi perlawanan Palestina tidak akan membuahkan hasil.

Dia mengatakan perlawanan Palestina sedang mengembangkan alat ofensifnya terhadap Israel, termasuk persenjataan udara. “Jika Israel dapat mencegah serangan terowongan, tentu tidak akan berhasil menghindari serangan udara, terutama rudal perlawanan yang dapat menjangkau sebagian besar kota Israel,” kata sumber itu.

 “Jika kita ingin membandingkan kemampuan perlawanan pada tahun 2008 dan 2021, kita akan menemukan bahwa telah terjadi perkembangan yang signifikan dalam kapasitas ofensif fisik. Tidak ada keraguan bahwa itu mampu meluncurkan serangan udara, laut, atau darat terhadap Israel jika terjadi konfrontasi militer baru," katanya menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya