Kamis 09 Dec 2021 21:33 WIB

Menperin Sebut PPnBM Nol Persen Bisa Permanen, Ini Syaratnya

PPnBM bisa dilakukan permanen dengan syarat 80 persen konten lokal.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolandha
Suasana booth Suzuki dalam GIIAS Surabaya
Foto: Dok SIS
Suasana booth Suzuki dalam GIIAS Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita berjanji akan memperjuangkan pemberian subsidi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar nol persen secara permanen, khususnya terhadap produk otomotif. Namun demikian, kata Agus, tetap ada syarat yang harus dipenuhi.

Syarat tersebut, kata dia, industri harus mampu memproduksi kendaraan dengan konten lokal minimal 80 persen. Ia mencatat, selama pemberian PPnBM kendaraan bermotor nol persen sepanjang 2021, industri otomotif mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga 64 persen, dengan konten lokal minimal 60 persen.

Baca Juga

"Sedangkan untuk memperjuangkan nol persen secara permanen agar ada aturan PPnBM nol persen secara permanen, tetapi syaratnya komponen lokal harus 80 persen," kata Agus saat membuka pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di Grand City Surabaya, Kamis (9/12).

Upaya tersebut, kata Agus, dilakukan untuk memberi dampak yang positif di tengah pandemi Covid-19 yang sangat berdampak pada sektor ekonomi. Saat ini, Agus mencatat sektor industri pengolahan telah mengalami pertumbuhan 36 persen, dan industri alat angkutan melaju dengan pertumbuhan signifkkan 27,8 persen. 

"Begitu juga dengan sektor otomotif yang menjadi salah satu sektor paling terpukul di awal pandemi, namun sekarang mengalami pertumbuhan sampai 64 persen," ujarnya. 

Agus mengatakan, sektor otomotif harus mendapatkan perhatian khusus, sebab saat ini ada 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat dan lebih, dengan kapasitas produksi 35 juta unit per tahun. Sedangkan perusahaan komponen kendaraan mencapai 319.000 perusahaan yang sebagian besar merupakan skala UMKM. 

"Dan di situ telah menyerap 1,5 juta pekerja langsung, dan puluhan juta pekerja tak langsung, dan menyerap investasi hingga Rp 150 triliun," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement