Kamis 09 Dec 2021 14:38 WIB

BNPB Bersama Pemerintah Tuban Gelar Geladi Peringatan Dini Bencana Banjir

Dengan tim siaga bencana diharapkan meningkatkan upaya pengurangan risiko bencana

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Kondisi pemukiman warga yang banjir, (ilustrasi).  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Peringatan Dini bersama Pemerintah Desa Ngadipuro Kapubaten Tuban, Jawa Timur (Jatim), gelar Geladi Peringatan Dini Bencana Banjir .
Foto: Antara/Zabur Karuru
Kondisi pemukiman warga yang banjir, (ilustrasi). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Peringatan Dini bersama Pemerintah Desa Ngadipuro Kapubaten Tuban, Jawa Timur (Jatim), gelar Geladi Peringatan Dini Bencana Banjir .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Peringatan Dini bersama Pemerintah Desa Ngadipuro Kapubaten Tuban, Jawa Timur (Jatim), gelar Geladi Peringatan Dini Bencana Banjir sebagai upaya peningkatan kapasitas di bidang kebencanaan, khususnya penguatan sistem peringatan dini bencana di Indonesia.

"Kegiatan yang telah berlangsung sejak 10 November 2021 hingga 9 Desember 2021 ini melibatkan sedikitnya 70 partisipan yang terdiri dari fasilitator dari BNPB dan BPBD, tim Siaga Bencana Desa Ngadipuro, perwakilan OPD Kabupaten Tuban hingga perwakilan masyarakat dari Dusun Jepuro dan Dusun Klewer, " kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Kamis (9/12).

Baca Juga

Pada rangkaian kegiatan geladi dan simulasi tersebut, dilakukan pemasangan dan uji coba alat Early Warning System (EWS) di dua lokasi, yakni di Mushola Al-Matab Desa Nadipuro dan halaman rumah Kepala Desa Tambakrejo. Selain itu dilakukan pula workshop, finalisasi perlengkapan serta pembekalan geladi dan simulasi peringatan dini bencana banjir yang melibatkan masyarakat setempat.

Direktorat Peringatan Dini BNPB bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Tuban memfasilitasi pembangunan dan penguatan sistem peringatan dini banjir di Desa Ngadirejo dan Desa Tambakrejo melalui program Prioritas Nasional Tahun 2021. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan di enam Kabupaten sepanjang aliran sungai Bengawan Solo yaitu Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Madiun.

 

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tuban, Yudi Irwanto dalam sambutannya berharap melalui terbentuknya tim siaga bencana, mampu meningkatkan upaya pengurangan risiko bencana khususnya akibat banjir.

"Saya berharap peralatan dan pengembangan kapasitas masyarakat yang sudah dibangun melalui terbentuknya tim siaga bencana, mampu meningkatkan upaya pengurangan risiko bencana khususnya akibat banjir disepanjang aliran sungai Bengawan Solo," ucap Yudi.

Kabupaten Tuban merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang rawan terhadap bencana. BNPB pada tahun 2020 telah menetapkan Kabupaten Tuban menjadi salah satu kabupaten yang memiliki tingkat risiko tinggi terhadap ancaman cuaca ekstrim, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan lahan dan kekeringan. Kabupaten Tuban menempati posisi ke-145 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia dengan indeks risiko sebesar 144,87 dan posisi ke-23 dari 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur dengan indeks risiko multi ancaman yang relatif tinggi. Sebagai salah satu upaya pengurangan risiko bencana, penyelenggaraan sistem peringatan dini yang efektif dan berbasis masyarakat menjadi suatu keniscayaan. Hal ini adalah sebagai tindak lanjut amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 dalam mewujudkan Indonesia Tangguh Bencana untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement