Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image lbi

Ngeri, Penyakit Akibat Penyalahgunaan Napza Semuanya Mematikan

Info Terkini | Tuesday, 07 Dec 2021, 17:56 WIB

Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) menjadi barang yang banyak disalahgunakan sebagian orang. Penyalahgunaan Napza di Negara kita ada dimana saja yang dilakukan segala kalangan dan status sosial. Mereka tak sadar dengan risiko terkena penyakit akibat penyalahgunaan Napza yang bisa sampai mematikan.

Pengertian narkotika sesuai UU No. 35 tahun 2009 mengenai Narkotika yaitu zat atau obat yang diambil dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis atau semisintetis yang bisa memicu penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, menekan hingga meniadakan rasa nyeri serta bisa mengakibatkan kecanduan. Sementara psikotropika sesuai UU No. 5 tahun 1997 yaitu zat atau obat , entah itu alami atau sintetis bukan narkotika, dengan efek psikoaktif lewat pengaruh selektif ke susunan saraf pusat sehingga memicu perubahan khas dari aktivitas mental ataupun tingkah-laku.

Sesuai definisi yang diberikan ahli, zat adiktif yaitu obat ataupun aneka bahan aktif yang bila dikonsumsi makhluk hidup akan bisa mengakibatkan kerja biologi dan menyebabkan kecanduan atau adiksi dimana sulit dihentikan ditambah juga efek ingin memakainya terus-terusan. Apabila dihentikan konsumsinya bisa menghasilkan gejala lelah hebat atau rasa nyeri luar biasa. Misal zat adiktif yang lain yaitu alkohol, kafein, inhalansia (lem, bensin, tiner), dan nikotin.

Napza Ketika Di Dalam Tubuh

Narkotika atau Napza setelah berada di dalam tubuh akan bertindak seperti senyawa endorfin yang disekresikan oleh hipotalamus (bagian basal diencephalic) dan kelenjar pituitari (kelenjar endokrin yang terletak di bawah dasar otak) terutama pada sistem saraf pusat. Endorfin mengikat reseptor opioid pada sel saraf, sehingga mengatur proses di dalam sel bergerak, mempengaruhi saluran ion dan mengurangi pelepasan neurotransmiter. Fungsi endorfin diambil alih oleh senyawa narkoba. Dengan demikian senyawa narkoba akan menekan transmisi nyeri dan menurunkan ambang persepsi nyeri.

Penyakit Akibat Penyalahgunaan Napza

Penggunaan Napza dikaitkan dengan risiko kecanduan yang tinggi dan mengakibatkan ketergantungan fisik dan mental yang parah. Narkotika bekerja terutama pada sistem saraf pusat dan dengan demikian mengganggu kemampuan untuk berkonsentrasi dan berkoordinasi. Senyawa berbahaya ini akan menyebabkan penurunan aktivitas mental dan kemampuan untuk bernalar. Masalah dan ketakutan dengan demikian akan hilang, suatu kondisi yang dianggap menyenangkan yang dengan cepat berubah menjadi kebiasaan. Inilah sebabnya mengapa narkotika memiliki potensi adiktif yang tinggi.

Sebagai konsekuensi dari perkembangan toleransi (yaitu, tubuh terbiasa dengan obat), dosis yang lebih tinggi diperlukan. Fenomena sekunder adalah kejang, mual dan malaise, pusing dan sakit kepala. Konsekuensi psikis dari penggunaan Napza berat berkisar dari gangguan kesadaran, apatis dan hilangnya kepercayaan diri hingga depresi berlebihan bahkan bisa menyebabkan bipolar, delusi dan psikosis. Overdosis dapat menyebabkan kelumpuhan pernapasan yang berpotensi fatal, karena suplai oksigen yang tidak mencukupi dan syok sirkulasi dapat terjadi yang bisa mengakibatkan kematian.

Para pengguna narkoba pada hakikatnya adalah memasukkan senyawa perusak tubuh. Akibatnya daya imunitas tubuh terhadap penyakit pun sangat menurun. Ada banyak penyakit akibat penyalahgunaan napza yang mengintai pengguna mulai dari : HIV/AIDS, Hepatitis B dan C, kemampuan kognitif menurun, gangguan liver dan ginjal, gangguan paru-paru dan pernafasan, infeksi menular seksual, dan bahkan gangguan jiwa.

Penyalahguna napza yang disuntikkan terbukti ikut menambah peningkatan orang yang mengidap HIV AIDS. Fakta tersebut bisa terjadi disebabkan kebanyakan korban narkoba bergantian jarum suntik saat memasukkan narkoba ke tubuh. Pun ketika berhubungan seksual tak aman ditambah gonta-ganti pasangan. Biasanya pengguna tak tahu apabila ia terinfeksi HIV sebab mayoritas tanpa gejala, yang artinya beresiko menularkan ke orang lain. Ketika daya tahan tubuhnya lebih drop, timbul gejala yang kemudian masuk ke fase AIDS.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image