Selasa 07 Dec 2021 19:31 WIB

BPBD Imbau Masyarakat Hindari Penambangan di Sekitar Merapi

Pada musim hujan saat ini sulit dideteksi datangnya lahar dingin dari Gunung Merapi.

Pekerja menggunakan ekskavator mengevakuasi truk yang terjebak lahar hujan di aliran sungai Senowo kawasan lereng Gunung Merapi Dusun Trono, Krinjing, Dukun, Magelang, Jateng, Kamis (2/12/2021). Hujan lebat pada Rabu (1/12/2021) mengakibatkan banjir lahar hujan di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi yang menyebabkan empat truk terjebak dan sejumlah fasilitas proyek pembangunan Sabo Dam rusak.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin/foc.
Pekerja menggunakan ekskavator mengevakuasi truk yang terjebak lahar hujan di aliran sungai Senowo kawasan lereng Gunung Merapi Dusun Trono, Krinjing, Dukun, Magelang, Jateng, Kamis (2/12/2021). Hujan lebat pada Rabu (1/12/2021) mengakibatkan banjir lahar hujan di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi yang menyebabkan empat truk terjebak dan sejumlah fasilitas proyek pembangunan Sabo Dam rusak.

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengimbau masyarakat menghindari aktivitas penambangan di wilayah sungai yang berhulu dari puncak Gunung Merapi, selama musim hujan ekstrem.

"BPBD sudah mendiskusikan agar masyarakat untuk sementara menghindari aktivitas penambangan di wilayah sungai yang berhulu dari Gunung Merapi dimana pun di wilayah Boyolali," kata Kepala BPBD Kabupaten Boyolali Widodo Munir, usai acara Kongres III Forum Pengurangi Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Boyolali, di Kantor BPBD Boyolali, Selasa (7/12).

Baca Juga

Karena, kata Widodo, pada musim hujan saat ini sulit dideteksi datangnya lahar dingin seperti di Kali Apu Selo Boyolali atau Kali Woro di wilayah Klaten, di Kali Boyong Sleman dan lainnya.

Widodo mengatakan, imbauan tersebut sudah disampaikan dan harapannya masyarakat dapat menindaklanjuti kewaspadaannya. Masyarakat harus menyadari karena puncak musim hujan terjadi sekitar bulan Januari 2022. Artinya, sekarang sudah terjadi lahar dingin berpotensi mengalir dibeberapa sungai di sekitar Gunung Merapi.

 

"Kami minta kesadaran masyarakat baik di lereng Gunung Merapi maupun daerah lainnya di Boyolali untuk tidak melakukan penambangan rakyat yang pengendaliannya melalui imbauan-imbauan seperti ini. Potensi yang berbahaya di Boyolali saat ini, adanya lahar dingin dari puncak Merapi," katanya.

Musim hujan saat ini, sudah menuju ke puncak sehingga dari hari ke hari hujan semakin lebat. Karena itu, masyarakat diminta untuk menghindari kemungkinan terjadinya, banjir, tanah longsor, dan angin ribut, katanya.

Menyinggung perkembangan aktivitas Merapi, kata dia, BPBD Boyolali setiap pekan selalu menerima informasi perkembangan aktivitas Gunung Merapi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, kemudian diteruskan kepada camat terkait perkembangannya.

Menurut dia, perkembangan status aktivitas Merapi hingga saat ini, sudah di level III atau siaga, tetapi berdasarkan pantauan dari BPPTKG potensi kerawanan bencana mengarah ke barat daya antara lain Kali Boyong (Sleman), dan sebagian Kali Woro (Klaten). Namun, di wilayah Boyolali dari pantauan BPPTKG rawan bencana masih relatif aman.

Kendati demikian, pihaknya terus menyampaikan informasi dari BPPTKG termasuk kondisi iklim yang disampaikan setiap hari kepada camat agar warga masyarakat di Boyolali waspada dan berjaga-jaga. Jika turun hujan sangat lebat ada kemungkinan potensi gugur material yang menutup kawah Merapi meningkat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement