Ahad 05 Dec 2021 17:09 WIB

Ke Wapres, Mensos: Kami Diminta Kosongkan 11 Kilometer

Risma mendapat laporan jika ada kemungkinan aktivitas Gunung Semeru kembali meningkat

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Menteri Sosial Tri Rismaharini.

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Menteri Sosial Tri Rismaharini menyampaikan laporannya kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengenai penanganan korban dampak letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang. Risma mengatakan, Kemensos bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menyiapkan segala kebutuhan dasar yang dibutuhkan masyarakat terdampak.

Namun, Kemensos mengantisipasi potensi terjadi guguran awan panas susulan. Sebab, Risma mendapat laporan jika ada kemungkinan aktivitas Gunung Semeru kembali meningkat.

"Kami tanya, apakah lebih besar atau lebih kecil, tidak tahu. Kemudian, tetapi untuk kedaruratan seperti tahun lalu, kami diminta kosongkan 11 kilometer," ujar Risma saat dihubungi Wapres di sela kunjungan kerja Kiai Ma'ruf ke Provinsi Bali, Ahad (5/12).

Selain itu, Risma menyiapkan langkah untuk evakuasi warga ke tempat lebih aman, lantaran adanya potensi aliran lahar dingin. Hal ini terjadi jika guguran awan panas ini kemudian diikuti hujan yang nantinya membawa lahar dingin.

"Kalau ada lahar dingin itu, sepanjang aliran sampai dengan laut itu akan menjadi potensi aliran. Jadi, ini yang sekarang lagi kami diskusikan dengan Pak Bupati untuk bagaiamana langkah yang harus kami ambil," ungkapnya.

Menyikapi laporan Mensos tersebut, Wapres juga meminta, agar masalah akomodasi mulai dari pengungsian, konsumsi para korban terdampak letusan Gunung Semeru bisa tertangani dengan baik. "Tolong ya bu semua hal-hal yang memang masalah akomodasi, pengungsian, masalah konsumsi dan ini sudah disiapkan," ujar Wapres.

Di kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, saat ini para pengungsi ada di wilayah Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo. Untuk pengungsi di Candipuro, terdapat lima titik pengungsi, sedangkan di Pronojiwo ada tujuh titik yang masing-masing titik terdiri dari 30-50 orang.

"Insya Allah kebutuhan dasar terpenuhi karena kami punya dapur umum juga dari Pemprov Jatim di Candipuro ada di Pronojiwo ada," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement