Ahad 05 Dec 2021 16:19 WIB

Nglanggeran Raih Penghargaan Desa Wisata Terbaik

Desa wisata ini sebelumnya telah ditetapkan sebagai desa wisata mandiri inspiratif.

Wisatawan mengunjungi Desa Wisata Nglanggeran di Patuk, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Ahad (7/2/2021). Desa wisata yang menawarkan jelajah wisata geologi Gunung Api Purba Nglanggeran, peternakan integrasi kambing dan kebun kakao tersebut merupakan destinasi favorit di Kabupaten Gunungkidul.
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Wisatawan mengunjungi Desa Wisata Nglanggeran di Patuk, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Ahad (7/2/2021). Desa wisata yang menawarkan jelajah wisata geologi Gunung Api Purba Nglanggeran, peternakan integrasi kambing dan kebun kakao tersebut merupakan destinasi favorit di Kabupaten Gunungkidul.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memberikan apresiasi terhadap Desa Wisata Nglanggeran di Daerah Istimewa Yogyakarta yang berhasil meraih penghargaan sebagai Best Tourism Village (desa wisata terbaik) tahun 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (World Tourism Organization/UNWTO).

"Masyarakat manunggal dengan pemerintah daerah, pengelola, serta masyarakat yang mendorong pariwisata sebagai salah satu penggerak pembangunan desa. Ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dalam rangka memaksimalkan kontribusi desa wisata, lapangan kerja, dan mengurangi kesenjangan di perdesaan," kata Sandiaga dalam keterangannya,  diterima di Jakarta, Sabtu.

Penghargaan ini dianugerahkan kepada Desa Wisata Nglanggeran pada seremoni UNWTO Best Tourism Villages yang dilaksanakan dalam rangkaian program "Thematic Session" pada Sidang Umum UNWTO ke-24 di Madrid, Spanyol, Kamis (2/12/2021) waktu setempat. Desa yang berlokasi di Kabupaten Gunungkidul ini bersaing dengan 44 desa wisata lainnya dari 32 negara di dunia.

Sandiaga mengungkapkan, penghargaan terhadap Desa Wisata Nglanggeran diharapkan menjadi momentum kebangkitan ekonomi Indonesia terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Apalagi, lanjutnya, desa wisata ini sebelumnya telah ditetapkan sebagai desa wisata mandiri inspiratif.

"Prestasi ini jadi angin segar di tengah hiruk-pikuk pandemi dan tantangan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja hampir dua tahun belakangan," katanya. Gelar ini disebut menambah panjang daftar penghargaan yang telah diterima Desa Wisata Nglanggeran.

Pada 2017, desa ini dinobatkan sebagai Desa Wisata Terbaik ASEAN di tahun tersebut. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Vinsensius Jemadu mengatakan ada sembilan kriteria penilaian dalam penentuan 44 desa wisata ini sebagai UNWTO Best Tourism Village.

Yaitu sumber daya alam dan budaya, promosi dan konservasi sumber daya budaya, keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan sosial, keberlanjutan lingkungan, potensi dan pengembangan pariwisata serta integrasi rantai nilai. Lalu tata kelola dan prioritas pariwisata, infrastruktur dan konektivitas, kesehatan, keselamatan, dan keamanan.

Selain berbagai penghargaan yang telah diraih di tingkat lokal, nasional, dan internasional, proses penilaian dan perolehan sertifikasi desa wisata berkelanjutan dari Kemenparekraf tahun lalu dikatakan turut mendorong Desa Wisata Nglanggeran mampu memenuhi area evaluasi UNWTO.

"Pengelolaan berkelanjutan melalui peran aktif dan inovasi yang dilakukan pengelola, keberlanjutan sosial ekonomi yang ditunjukkan melalui rantai nilai manfaat ekonomi bagi masyarakat, keberlanjutan budaya, serta lingkungan melalui upaya pengelolaan dan konservasi aset alam dan budaya," ujar Vinsensius.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement