Sabtu 04 Dec 2021 19:21 WIB

Kaitkan Vaksin dengan AIDS, Presiden Brasil akan Diselidiki

Presiden Brasil Jair Bolsonaro akan diselidiki soal tuduhan penyebaran berita palsu.

Rep: Kamran Dikarma, Fergi Nadira/ Red: Reiny Dwinanda
Presiden Brasil Jair Bolsonaro pernah mengatakan ada laporan dari Pemerintah Inggris yang menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi lengkap mengembangkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) jauh lebih cepat daripada yang diantisipasi.
Foto: AP/Eraldo Peres
Presiden Brasil Jair Bolsonaro pernah mengatakan ada laporan dari Pemerintah Inggris yang menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi lengkap mengembangkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) jauh lebih cepat daripada yang diantisipasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Presiden Brasil Jair Bolsonaro akan diselidiki dengan tuduhan menyebarkan berita palsu terkait pernyataannya yang menyebut vaksinasi Covid-19 berpotensi menyebarkan AIDS. Itu akan menjadi penyelidikan perdana setelah serangkaian tindakan kontroversialnya selama pandemi.

Dilaporkan Sky News, Sabtu (4/12), Hakim Agung Brasil Alexandre de Moraes telah menginstruksikan jaksa tinggi Augusto Aras untuk menyelidiki tudingan yang diajukan Senat Brasil. Dalam putusannya, Moraes mengatakan Bolsonaro "menggunakan modus operandi dengan skema penyebaran massal di jaringan sosial" hingga memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

Baca Juga

Keputusan Moraes merupakan tanggapannya atas permintaan Komisi Penyelidikan Parlemen (CPI) Senat yang menyetujui laporan akhir pada Oktober. Dalam laporan itu Bolsonaro didakwa dengan sembilan kejahatan, termasuk kejahatan terhadap kemanusiaan.

Anggota CPI menyetujui laporan tersebut dengan suara 7-4. Laporan itu kemudian diserahkan kepada Jaksa Agung Augusto Aras, yang ditunjuk oleh presiden, dan de Moraes, untuk dimulainya proses peradilan terhadap Bolsonaro.

Dikutip Anadolu Agency, mengenai kejahatan terhadap kemanusiaan, pertanggungjawaban akan tergantung pada Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag. Sebanyak 80 orang didakwa dalam laporan itu, termasuk putra Bolsonaro, menteri, dan mantan menteri kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement