Kamis 02 Dec 2021 10:22 WIB

Mobil Listrik Diprediksi Kuasai Setengah Pasar AS dan China

EV akan menyumbang 52 persen penjualan tahun 2030 di AS, China dan Jepang

Rep: Rizky Surya/ Red: Hiru Muhammad
Kendaraan Tesla berjajar di perakitan dalam gigafactory Tesla di Shanghai, China, Selasa (7/1).
Foto: Ding Ting/Xinhua via AP
Kendaraan Tesla berjajar di perakitan dalam gigafactory Tesla di Shanghai, China, Selasa (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID, DETROIT--Para eksekutif industri otomotif terkemuka dunia memperkirakan kendaraan listrik akan mendominasi setengah penjualan kendaraan baru di Amerika Serikat dan China pada 2030. Ini menurut survei baru perusahaan akuntansi dan konsultan KPMG.

Survei tahunan terbaru KPMG melibatkan 1.000 eksekutif industri otomotif. Survei KPMG terhadap eksekutif industri otomotif menemukan mereka percaya kendaraan listrik (EV) akan menyumbang 52 persen dari penjualan pada tahun 2030 di Amerika Serikat, China, dan Jepang. Adapun persentase yang lebih rendah untuk Eropa Barat, Brasil, dan India. Namun di balik perkiraan agregat tersebut, eksekutif industri memiliki pandangan yang sangat beragam. 

Baca Juga

Untuk China, beberapa eksekutif industri otomotif mengharapkan penjualan EV pada tahun 2030 menjadi kurang dari 20 persen dari pasar. Sementara yang lain percaya bahwa pasar terbesar di dunia bisa menjadi 80 persen listrik pada saat itu. Penjualan kendaraan listrik di seluruh dunia sejauh ini didorong dari subsidi pemerintah. 

Sebanyak 77 persen responden survei KPMG mengatakan kendaraan listrik dapat mencapai adopsi massal dalam waktu sepuluh tahun tanpa bantuan pemerintah karena biaya baterai turun setara dengan mesin berbahan bakar minyak. Namun, 91 persen eksekutif otomotif mendukung subsidi pemerintah. 

Survei ini juga menemukan bahwa 75 persen eksekutif mengharapkan perusahaan mereka untuk menjual aset di tahun-tahun mendatang. Sebab mereka mengevaluasi kembali lini bisnis apa yang akan layak karena lebih banyak kendaraan baru beralih ke teknologi baterai-listrik.  "Akan ada banyak merger dan akuisisi," kata pemimpin global praktik otomotif KPMG Gary Silberg, dilansir dari Reuters pada Kamis (2/12).

Terlepas dari gangguan rantai pasokan dan pandemi tahun lalu, sekitar 53% eksekutif yang disurvei yakin industri ini dapat mencapai pertumbuhan yang menguntungkan selama lima tahun ke depan.

Di sisi lain, survei ini mendapati kendaraan berbasis bahan bakar, termasuk hibrida, diharapkan untuk mempertahankan pangsa yang signifikan untuk beberapa tahun mendatang.

Sekelompok pembuat mobil dan negara menandatangani pernyataan awal bulan ini yang menyerukan penghentian kendaraan pembakaran secara global pada tahun 2040, dan pada tahun 2035 di negara-negara kaya. Ini guna menjawab tantangan menghentikan mesin pembakaran dan karbondioksida yang dikeluarkan sebagai masalah penting bagi industri otomotif global.

Namun dua produsen mobil terbesar di dunia berdasarkan penjualan, Volkswagen AG dan Toyota Motor Corp, dan tiga negara pembeli kendaraan terbesar di dunia - China, Amerika Serikat, dan Jerman - tidak menandatanganinya. 

 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement