Kamis 02 Dec 2021 03:54 WIB

Mayoritas Kekerasan di Yogyakarta Dialami Perempuan

Dari 260 kekerasan selama 2021, 250 kasus dialami perempuan, hanya 10 laki-laki.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Agus raharjo
Ilustrasi Kekerasan Terhadap Perempuan
Foto: Pixabay
Ilustrasi Kekerasan Terhadap Perempuan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyebut, sebagian besar kekerasan dialami perempuan. Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, kekerasan terhadap perempuan meningkat tiap tahunnya.

Kepala DP3AP2KB Kota Yogyakarta, Edi Muhammad mengatakan, selama 2021 ini tercatat 260 kasus kekerasan yang terjadi di Yogyakarta. Dari jumlah tersebut, 250 kekerasan terjadi pada perempuan dan 10 kasus kekerasan lainnya terjadi pada laki-laki.

Baca Juga

Jumlah kasus kekerasan pada 2021 tersebut naik dibandingkan 2020 yang tercatat sebesar 203. Rinciannya, 186 kasus kekerasan dialami oleh perempuan dan 17 kasus lainnya dialami oleh laki-laki.

"Data kekerasan yang dilaporkan oleh anggota jejaring di Kota Yogyakarta hingga saat ini masih cukup besar, khususnya terhadap perempuan," kata Edi di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Rabu (1/12).

 

Dari data tersebut, kata Edi, menunjukkan bahwa masih banyaknya perempuan yang mengalami kekerasan khususnya di Yogyakarta, terlebih saat pandemi Covid-19. Edi menuturkan, masih terjadi ketidakadilan terhadap perempuan yang mengakibatkan perempuan menjadi serba tertinggal, tidak berdaya dan subordinatif.

Hal ini, menurutnya juga menghambat pembangunan dari program-program pemberdayaan perempuan kedepan. Untuk itu, pihaknya terus berupaya dan berkomitmen dalam pembangunan perempuan melalui program afirmasi kepada lima kelompok rentan yakni perempuan, anak, lansia, penyandang disabilitas dan masyarakat miskin.

"Disamping penanganan korban kekerasan yang komprehensif, perlu upaya-upaya pencegahan dan kampanye anti kekerasan oleh semua pihak dan elemen," ujar Edi.

Asisten Kesejahteraan Rakyat Kota Yogyakarta, Sisruadi mengatakan, penghapusan kekerasan pada perempuan membutuhkan sinergi dan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat. Mulai dari aktivis HAM perempuan, pemerintah maupun masyarakat secara umum.

"Mari kita dukung bersama upaya-upaya positif tersebut dalam rangka mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai Kota layak huni, aman, nyaman serta berperspektif keadilan gender," kata Sisruadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement