Rabu 01 Dec 2021 06:04 WIB

Bayang-Bayang Kelam 2006 Gelayuti Si Nyonya Tua

Juventus dalam ancama hukuman degradasi ke Serie B.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Bombe Juventus Paulo Dybala menunjukkan kekesalannya pada akhir pertandingan sepak bola Serie A Italia Juventus FC vs Atalanta BC di Stadion Allianz di Turin, Italia, Ahad (28/11)..
Foto: EPA-EFE/MASSIMO RANA
Bombe Juventus Paulo Dybala menunjukkan kekesalannya pada akhir pertandingan sepak bola Serie A Italia Juventus FC vs Atalanta BC di Stadion Allianz di Turin, Italia, Ahad (28/11)..

REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Kejaksaan Federal Italia terus melakukan penyelidikan terkait dugaan adanya capital gain yang tengah menyelimuti klub asal Piedmont, Turin, Juventus. Teranyar, Juve terancam kembali terjun ke kompetisi kasta kedua Serie B Italia.

Salah satu tim raksasa Italia Juventus dicurigai terlibat praktik pertukaran, hingga jual beli pemain yang berada di kompetisi kasta tertinggi Italia, terutama dalam transaksi yang terjadi medio 2019 hingga 2021.

Baca Juga

Sebelumnya pada Jumat (26/11) waktu setempat, Guardia di Finanza, alias perusahaan yang bergerak di bidang keuangan Italia tiba di Continassa markas latihan Juve.

Sidak tersebut dilakukan oleh Guardia di Finanza untuk menyita dokumen terkait transfer senilai lebih dari 50 juta euro dalam kasus capital gain. Penggelembungan nilai pasar pemain dalam transaksi itu dilakukan Juve demi menyeimbangkan neraca keuangan klub.

Sebagaimana diterbitkan Sportbible dikutip Football Italia, Selasa (30/11) Guardia di Finanza melakukan penelusuran terkait adanya total 42 transfer, termasuk perekrutan Cristiano Ronaldo serta pertukaran Joao Cancelo, Arthur Melo dan Danilo.

Praktis penggelembungan nilai pasar pemain menyeret campur tangan Andrea Agnelli, Pavel Nedved serta Fabio Paratici yang saat ini menjabat sebagai direktur Tottenham Hotspur.

Presiden Badan perlindungan konsumen Italia (CODACONS), Marco Donzelli berbicara kepada TMW mengenai kasus tersebut dan menyebut telah menemukan kejanggalan dalam pembukuan klub.

Donzelli mengeklaim, klub peraih 36 gelar Liga Italia secara keliru mendapatkan keuntungan atas kompetisi Italia.

"Sistem tuduhan itu sangat serius dan menyoroti kejuaraan Serie A yang mereka menangkan, juga karena ada dominasi nyata Juve dalam beberapa tahun terakhir, yang berakhir pada tahun lalu," kata Marco Donzelli.

Lebih lanjut, Marco Donzelli menambahkan armada Massimiliano Allegri berpotensi mendapatkan sanksi degradasi ke Serie B, jika terbukti terlibat dalam kasus yang masih tergolong korupsi tersebut.

"Apabila Juve terbukti maka kami akan mengajukan keluhan kepada Antitrust dan Kantor Kejaksaan Federal Italia untuk meminta (Juve) degradasi ke Serie B serta pencabutan gelar liga terakhir yang dimenangkan di bawah bayang-bayang korupsi tersebut" sambung Marco Donzelli.

Juve seakan mengingatkan kelamnya kasus Calciopoli pada 2006 silam yang mengejutkan panggung sepak bola Negeri Pasta. Saat itu Juve terpaksa turun ke Serie B dengan titel Scudetto beralih ke Inter Milan yang menjadi runner-up musim tersebut.

Akan tetapi pihak manajemen i Bianconeri telah membantah tudingan negatif tersebut dan menjelaskan apabila klub telah bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Kami telah beroperasi sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang mengatur penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi dan sejalan dengan praktik industri sepak bola internasional dan kondisi pasar," demikian pernyataan klub.

Disisi lain, Sportbible menambahkan bahwa tagihan gaji Cristiano Ronaldo senilai 28 juta pounds per tahun bernilai lebih atau sama dengan seluruh tagihan skuad untuk empat tim Serie A Italia.

Superstar berpaspor Portugal berusia 35 tahun itu diyakini berpenghasilan sekitar 540 ribu pounds per pekan di Juventus setelah ia meninggalkan Real Madrid pada 2018.

Kekayaan bersih Ronaldo telah memungkinkan dia untuk menuai keuntungan dari bisnis dan dukungan di luar lapangan, tetapi gaji penyerang Juventus menempatkannya jauh di depan pemain Serie A lainnya.

La Gazzetta dello Sport melaporkan Ronaldo berpenghasilan empat kali lebih banyak dari pemain dengan penghasilan tertinggi kedua di liga Italia.

Surat kabar Italia mengeklaim rekan setim Ronaldo Matthijs de Ligt adalah penerima tertinggi kedua dengan gaji 7,2 juta pounds per tahun, dengan mantan bintang Ajax mengantongi 138 ribu pounds per pekan selama berada di Stadium Allianz, Turin.

Mengikuti Ronaldo dan De Ligt terselip nama Paulo Dybala, Adrien Rabiot, serta Aaron Ramsey. Pun, empat klub seperti Udinese, Hellas Verona, Crotone dan Spezia semuanya memiliki tagihan skuad yang sama dengan gaji tahunan Ronaldo selama di Juve.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement