Sabtu 27 Nov 2021 16:39 WIB

Muncul Berseragam Militer, PM Ethiopia Janjikan Kemenangan

PM Ethiopia tiba di garis depan untuk memimpin serangan balasan ke Tigrayan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara pemerintah Ethiopia naik di belakang truk di jalan dekat Agula, utara Mekele, di wilayah Tigray di Ethiopia utara pada Sabtu, 8 Mei 2021. Perdana Menteri Abiy Ahmed telah pergi ke medan perang untuk memimpin pasukan militer negaranya , pemerintahnya mengumumkan Rabu, 24 November 2021.
Foto: AP/Ben Curtis
Tentara pemerintah Ethiopia naik di belakang truk di jalan dekat Agula, utara Mekele, di wilayah Tigray di Ethiopia utara pada Sabtu, 8 Mei 2021. Perdana Menteri Abiy Ahmed telah pergi ke medan perang untuk memimpin pasukan militer negaranya , pemerintahnya mengumumkan Rabu, 24 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA - Perdana Menteri (PM) Ethiopia Abiy Ahmed menjanjikan kemenangan melawan pemberontak Tigray. Optimisme ini disampaikan sebagai pesan pertamanya menuju garis depan memimpin pasukan pemerintah melawan pasukan dari wilayah Tigray utara.

Media pemerintah melaporkan bahwa Abiy telah tiba di medan perang untuk memimpin serangan balasan terhadap pasukan Tigrayan. Dia menyerahkan tugas rutin perdana menteri kepada wakilnya.

Baca Juga

Dalam video yang ditayangkan Jumat (26/11) waktu setempat, peraih Nobel Perdamaian 2019 itu terlihat berjalan bersama personel militer sambil mengenakan seragam tentara. "Kami tidak akan menyerah sampai kami mengubur musuh,"  kata Abiy dalam rekaman video seperti dilansir laman Aljazirah, Sabtu (27/11).

"Apa yang ingin kami lihat adalah Ethiopia yang berdiri di atas pengorbanan kami, baik menjadi orang Etiopia atau menjadi orang Etiopia," ujarnya menambahkan.

Abiy mengatakan, bahwa militer Ethiopia telah mengamankan kendali atas Kassagita. Pihaknya pun berencana untuk merebut kembali distrik Chifra dan kota Burka di wilayah Afar yang bertetangga dengan Tigray. "Musuh tidak memiliki kedudukan untuk bersaing dengan kami, kami akan menang," katanya.

Rekaman tersebut dirilis setelah pemerintah mengeluarkan perintah baru yang bertujuan untuk membatasi pelaporan media tentang perang. Pemerintah juga melarang berbagi informasi non-resmi tentang gerakan terkait militer, hasil dan situasi medan perang.

Setelah berbulan-bulan ketegangan, Abiy pada November 2020 mengirim pasukan ke Tigray untuk menyingkirkan partai yang memerintah di kawasan itu, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF). TPLF mendominasi pemerintah federal selama hampir tiga dekade hingga Abiy menjabat pada 2018.

Perdana menteri menjanjikan kemenangan cepat. Kemudian pasukan pemerintah merebut ibu kota Tigray, Mekelle, pada akhir November tahun lalu. Namun, pada Juni, pasukan Tigrayan telah merebut kembali sebagian besar wilayah dan mendorong ke wilayah Amhara dan Afar yang berdekatan.

Pasukan Tigrayan baru-baru ini melaporkan keuntungan teritorial besar. Pekan ini Tigrayan mengeklaim telah merebut sebuah kota hanya 220km (135 mil) dari ibukota, Addis Ababa.  Sebagian besar Ethiopia utara berada di bawah pemadaman komunikasi dan akses bagi wartawan sangat dibatasi, membuat klaim medan perang sulit untuk diverifikasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement