Jumat 26 Nov 2021 12:06 WIB

Hubble Rilis Foto Objek Mirip Manusia Salju di Luar Angkasa

Teleskop Hubble mengambil gambar nebula berjarak 6.000 tahun cahaya dari Bumi.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Teleskop dari Badan Antariksa Amerika (NASA), Hubble membagikan sejumlah gambar yang memperlihatkan ‘manusia salju’ atau snowman.
Foto: hubble, NASA, ESA,
Teleskop dari Badan Antariksa Amerika (NASA), Hubble membagikan sejumlah gambar yang memperlihatkan ‘manusia salju’ atau snowman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teleskop luar angkasa Hubble membagikan sejumlah gambar yang memperlihatkan ‘manusia salju’ atau snowman. Gambar ini adalah nebula, yang merupakan awan gas dan debu di luar angkasa. 

Gambar yang diambil Hubble mengambil objek dari 6.000 tahun cahaya dan membuat ini terlihat dalam eksposur waktu karena pancaran gas yang sangat redup. NASA mengatakan nebula emisi adalah avana gas difus yang telah diisi oleh energi bintang masif di dekatnya, sehingga bersinar dengan cahaya sendiri. 

Baca Juga

“Radiasi dari bintang masif ini melepaskan elektron dari atom hidrogen nebula dalam proses yang disebut ionisasi,” ujar NASA dalam sebuah pernyataan saat merilis gambar Snowman, dilansir Space, Kamis (25/11). 

NASA mengatakan saat elektron berenergi kembali dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah kemudian memancarkan energi dalam bentuk cahaya, menyebabkan gas nebula bersinar.

Hubble mengambil gambar dengan menggunakan instrumen Wide Field Camera 3 untuk mencari hidrogen yang terionisasi oleh sinar ultraviolet dari protobintang, jet dari bintang, dan fitur lainnya. Teleskop kemudian tidak cukup bekerja dengan baik. 

Pada akhir Oktober lalu, kesalahan sinkronisasi dengan komunikasi internalnya memaksa kelima instrumen sains di teleskop Hubble offline. Tim NASA menemukan Advanced Camera for Surveys (ACS) pada 7 November dan Wide Field Camera 3 (WFC3) yang sama bertanggung jawab atas gambar ini pada 21 November. 

WFC3 adalah instrumen Hubble yang paling banyak digunakan. Tiga instrumen observatorium lainnya tetap dalam mode aman pelindung karena para insinyur darat terus memecahkan masalah dengan hati-hati pada observatorium berusia 31 tahun itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement