Senin 22 Nov 2021 21:46 WIB

Tes Saliva PCR untuk Anak dan Lansia, Disini Tempatnya

TrihaLAb merupakan laboratorium molekular biologi berfokus pada diagnosis Covid-19

Petugas laboratorium melakukan proses pemeriksaan molekul di dalam Laboratorium TrihaLab Jakarta, yang sudah diresmikan pengoperasiannya, Sabtu (20/11). TrihaLab merupakan laboratorium molekular biologi yang berfokus pada diagnosis COVID-19. Foto: Darmawan/Republika
Foto: REPUBLIKA
Petugas laboratorium melakukan proses pemeriksaan molekul di dalam Laboratorium TrihaLab Jakarta, yang sudah diresmikan pengoperasiannya, Sabtu (20/11). TrihaLab merupakan laboratorium molekular biologi yang berfokus pada diagnosis COVID-19. Foto: Darmawan/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Hampir dua tahun wabah Covid-19 menjadi akrab di bumi ini.  Hal ini membuat berbagai usaha di berbagai sektor terpuruk, namun lain halnya dengan bisnis medis dan kesehatan.  Satu tahun terakhir ini  menjamur laboratorium pemeriksaan SWAB dan PCR Antigen disejumlah tempat. 

"Tes Swab seringkali menyakitkan bagi pasien, kami telah memutuskan untuk bekerja sama dengan Nalagenetics untuk menawarkan Tes Saliva PCR yang diharapkan dapat digunakan secara luas untuk anak-anak dan lansia” ujar dr Deborah Theresia, Ahli Patologi Klinis Triha Lab Powered by Nalagenetics.

Baca Juga

TrihaLAb yang merupakan laboratorium molekular biologi berfokus pada diagnosis Covid-19 yang berlokasi di Jakarta. Lab ini memberikan layanan kesehatan yang berkualitas tinggi dan terjangkau untuk penduduk Indonesia. Pihaknya bekerja sama dengan Nalagenetics membangun Biobank, yaitu 'bank' biologis yang mengumpulkan informasi genetik untuk tujuan studi genetik. Hal ini penting karena data genom yang tersedia pada populasi Asia, terutama negara-negara Asia Tenggara sangat minim. 

"Penelitian genom penting untuk memberikan perawatan terbaik bagi pasien. Sebagai contoh, ditemukan bahwa pada populasi Indonesia yang menderita Kanker Payudara, sekitar 30 persen perlu mengubah resep dosis daripada yang direkomendasikan untuk pengobatan mereka," kata dr Catherine Tjahjadi selaku Direktur Klinik Triha, disela acara pembukaan TrihaLab akhir pekan lalu.

 

"Ini penting bagi mereka yang akan menjalani terapi selama 5 tahun ke depan. Jika terapi tidak berjalan dengan baik, mereka akan membuang waktu, tenaga dan uang selama 5 tahun  hanya untuk menemukan bahwa mereka tidak bebas dari kanker," katanya. 

Obat yang dimaksud adalah Tamoxifen, obat yang sering diresepkan untuk pasien Kanker Payudara untuk mengontrol kadar Estrogen. Adapun program jangka pendek yang dilakukan oleh TrihaLab hingga akhir 2021 memberikan potongan harga sebesar Rp 15.000, untuk semua tes, dan mengaplikasikan tes saliva PCR kepada masyarakat secara luas, sedangkan program jangka panjangnya dapat berkontribusi dalam program Biobank Kementrian Kesehatan melalui sampel yang telah dikumpulkan.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement