Selasa 23 Nov 2021 04:05 WIB

PTKI Diharapkan Sumbang Pemikiran Progresif Bagi Dunia Islam

Akademisi Muslim diharapkan tidak terjebak pada ruang teoretis lama.

PTKI Diharap Sumbang Pemikiran Progresif Bagi Dunia Islam. Model mengenakan busana rancangan mahasiswa Islamic Fashion Institut dalam Embracing Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2021 di Aquatic Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (18/11). Sebanyak 15 calon desainer dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia ikut menampilkan rancangan busana saat gelaran JMFW 2021 di GBK. selain itu JMFW juga menampilkan busana-busana Muslim hasil karya 12
Foto: Republika/Thoudy Badai
PTKI Diharap Sumbang Pemikiran Progresif Bagi Dunia Islam. Model mengenakan busana rancangan mahasiswa Islamic Fashion Institut dalam Embracing Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2021 di Aquatic Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (18/11). Sebanyak 15 calon desainer dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia ikut menampilkan rancangan busana saat gelaran JMFW 2021 di GBK. selain itu JMFW juga menampilkan busana-busana Muslim hasil karya 12

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kementerian Agama (Kemenag) berharap Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dapat menyumbang pemikiran progresif dan menjadi tempat lahirnya berbagai disiplin ilmu bagi dunia Islam dan internasional.

"Kita perlu melakukan aktivitas-aktivitas ilmiah yang kolaboratif, salah satunya tentang distingsi PTKIN dan upaya mengawinkan ilmu-ilmu pengetahuan umum, ilmu pengetahuan sains, dan agama," ujar Dirjen Pendidikan Agama Islam Kemenag M. Ali Ramdhani dalam keterangan tertulis saat membuka pelaksanaan Annual Conference on Research Proposal (ACRP) 2022, Senin (22/11).

Baca Juga

Dhani mengatakan di tengah pergumulan ideologi dunia saat ini, cendekiawan Muslim PTKI harus mampu bersaing memproduksi gagasan orisinal dan inovatifnya. Ia berharap akademisi Muslim tidak terjebak pada ruang teoretis lama yang sudah dianggap usang dan tak relevan lagi.

Untuk melakukan perubahan, kata dia, PTKI perlu menanamkan pola pikir yang terus berkembang, terutama dalam membaca konteks, sehingga mampu memproduksi pemikiran yang relevan. Ali menyatakan peneliti PTKI tidak akan mampu menjadi pemimpin atau pencetus apabila terus mengikuti standardisasi pola berpikir negara tertentu.

"Jangan terjebak pada teori-teori yang sudah ada. Kita adalah produk-produk orang yang berakal, dan memproduksi sesuatu hal yang baru. Mari kita terobos, percayalah hari ini kita perlu mengubah sesuatu hal," kata dia.

Direktur PTKI Suyitno mengatakan progresivitas dosen PTKI dalam melakukan tugas-tugas pengabdian masyarakat sudah menunjukkan hasil yang maksimal. Dalam hal publikasi karya internasional, kata dia, sivitas PTKI sudah berhasil menembus penerbit internasional.

"Kita harus bersyukur beberapa diantaranya (dosen PTKI) mampu menembus publikasi internasional. Ini bagian upaya kita, saatnya mengeksplor gagasan, sehingga menjadi referensi dunia," kata Suyitno.

Menurutnya, ACRP merupakan ajang yang menginspirasi. Untuk itu, ia meminta agar para dosen PTKI tidak merasa inferior terhadap kekayaan karya intelektual yang sudah dimiliki. Di satu sisi, sudah banyak karya ilmiah yang terindeks Scopus dan terpublikasikan secara masif di media. Ia juga mendorong hasil riset PTKIN diberikan afirmasi dan kebijakan anggaran yang semestinya.

"Salah satu fokus kita yang diangkat adalah sesuai tema memproduksi karya PTKI menguatkan moderasi beragama, kita punya distingsi terhadap kajian Islamic Studies dan Sains, seharusnya tema riset ke depan ini sudah bersentuhan dengan tema ini," kata dia.

Annual Conference on Research Proposal 2022 digelar pada 22-24 November 2021. Sebanyak 996 proposal akan dipresentasikan di hadapan sejumlah peninjau terpilih dari PTKI. Selama tiga hari, para nominasi akan bersaing ketat untuk mendapatkan bantuan penelitian, publikasi dan pengabdian kepada masyarakat (Litapdimas) dari Kementerian Agama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement