Senin 22 Nov 2021 15:54 WIB

Babel Peringkat 5 Nasional Realisasi Vaksin Covid-19

Saat ini capaian vaksinasi Covid-19 di Babel sudah mencapai 65 persen

Vaksinator bersiap melakukan vaksinasi Covid-19, (ilustrasi).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator bersiap melakukan vaksinasi Covid-19, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG -- Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman Djohan mengatakan Babel berhasil menduduki peringkat lima nasional tertinggi dalam merealisasikan vaksin Covid-19. Ini dikarenakan semakin meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi.

"Saat ini capaian vaksinasi Covid-19 di Babel sudah mencapai 65 persen dari jumlah sasaran 1.137.924 orang," kata Erzaldi Rosman Djohan usai Upacara HUT ke-21 Provinsi Kepulauan Babel di Belitung, Senin (22/11).

Baca Juga

Ia mengatakan HUT Provinsi Kepulauan Babel ke-21 tahun ini, sebagai momentum pemerintah provinsi untuk lebih meningkatkan capaian universal health coverage (UHC) di seluruh kabupaten kota, guna mewujudkan herd immunity masyarakat di negeri serumpun sebalai itu. "Kita lebih mengoptimalkan dan memperbanyak ketersediaan layanan vaksinasi yang mudah diakses oleh semua orang, agar target capaian vaksinasi tahun ini tuntas," katanya.

Wakil Gubernur Kepulauan Babel Abdul Fatah menargetkan Desember 2021 Babel sudah bisa menyelesaikan vaksinasi Covid-19 semua sasaran. "Ini adalah kerja sama kita semua, semangat kita semua dalam membuka lembaran baru setelah terpuruk karena Covid-19. Kita bangkit, bangun dan menyiapkan warga yang sehat yang hebat," ujarnya.

Menurut dia dalam mengoptimalkan vaksinasi sistem jemput bola berbasis keluarga ini, Pemprov Kepulauan Babel akan memaksimalkan peran Satgassus Tracing dan Tracking. Mereka akan memantau tiap keluarga hingga pedesaan yang belum tervaksin.

"Satgassus Tracing dan Tracking ini akan bergerak untuk memantau vaksinasi berbasis keluarga, sehingga kita akan menyapu seluruh desa dan rumah tangga," ujarnya.

Ia menambahkan saat ini kasus Covid-19 yang melandai dan apabila kasus ini terus ditekan akan berdampak pada kehidupan masyarakat dengan menganggap Covid-19 merupakan kasus biasa, bukan lagi pandemi melainkan endemi.

"Artinya, ini menunjukkan penanganan dan penyembuhan Covid-19 kita sudah bagus. Pencegahan juga sudah bisa. Namun, kehati-hatian tetap kita jaga dan harus tetap menaati protokol kesehatan," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement