Rabu 17 Nov 2021 11:08 WIB

PPI Madiun Siap Lahirkan SDM Perkeretaapian yang Handal

Lulusan PPI Madiun memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat bekerja. 

Direktur PPI Madiun Yuwono Wiarco saat membuka Talkshow Seri #31 dengan tema “Mengenal Industri Perkeretaapian di Indonesia” .
Foto: Istimewa
Direktur PPI Madiun Yuwono Wiarco saat membuka Talkshow Seri #31 dengan tema “Mengenal Industri Perkeretaapian di Indonesia” .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri perkeretaapian di Tanah Air terus berkembang dengan cepat seiring dengan kemajuan teknologi. Untuk mendukung hal tersebut, Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Madiun siap melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal sehingga dapat terserap oleh industri.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur PPI Madiun Yuwono Wiarco saat membuka Talkshow Seri #31 dengan tema “Mengenal Industri Perkeretaapian di Indonesia” yang dilaksanakan secara virtual, pada Selasa (16/11). Dia juga menegaskan, bahwa Pemerintah, dalam hal ini Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), Kementerian Perhubungan berkomitmen menciptakan SDM yang berkualitas, profesional, dan modern di industri perkeretaapian dapat diwujudkan melalui PPI Madiun.

"Kami dari PPI Madiun memiliki visi menjadi pusat unggulan dan inovasi pendidikan dan pelatihan vokasi di bidang teknis perkeretaapian berbasis teknologi global pada tahun 2030," kata Yuwono dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Rabu (17/11).

 

photo
Guru Besar UGM Prof Agus Taufik Muloyono. - (Istimewa)

 

Tidak sampai di situ saja, tambahnya, PPI Madiun juga memiliki visi mewujudkan lembaga pendidikan dan pelatihan yang unggul, transparan, dan akuntabel. Selain itu, PPI Madiun juga telah menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan dan pelatihan vokasi yang berbasis kompensi dan mengikuti perkembangan teknologi perkeretaapian serta mengintegrasikan pembelajaran kepribadian yang prima, profesional, dan beretika.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Sarana Perkeretaapian Kemenhub, Djarot Tri Wardhono menjelaskan, pihaknya sebagai regulator bidang perkeretaapian memegang amanah untuk menata penyelenggaraan perkeretaapian nasional secara menyeluruh. Hal itu, guna memastikan tujuan penyelenggaraan perkeretaapian sebagaimana yang  diamanatkan dalam UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

"Penyelenggaraan perkeretaapian secara umum telah dituangkan dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) Tahun 2030 yang memuat visi yaitu mewujudkan perkeretaapian yang berdaya saing, berintegrasi, berteknologi, bersinergi dengan industri, terjangkau, dan mampu menjawab tantangan perkembangan,” katanya. 

Djarot juga merinci, bahwa pada RIPNAS juga telah dicanangkan beberapa target sampai dengan tahun 2030 yang diantaranya adalah share kereta api penumpang sebesar 11-13 persen dan kereta api barang sebesar 15-17 perseb. Terbangunnya jalur ganda dan elektrifikasi untuk seluruh lintas utama di Pulau Jawa; terbangunnya jaringan kereta api Trans Sumatra; beroperasinya High Speed Train di Pulau Jawa; terwujudnya kereta api sebagai tulang punggung angkutan massal antar kota dan perkotaan, dan terwujudnya kereta api sebagai tulang punggung transportasi angkutan barang termasuk di Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Sementara Guru Besar UGM Prof Agus Taufik Muloyono menjelaskan, bahwa untuk mendukung pekembangan teknologi dan dalam tuntutan kebutuhan industri di sektor perkeretaapian, maka PPI Madiun dapat berpartisipasi dengan memberikan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM). Mulai dari penyedian SDM di bidang low technology untuk penyiapan material teknologi, atau di bidang medium technology seperti pada mesin, manufaktur dan konstruksi perkeretaapian. 

"Dan tidak ketinggalan PPI Madiun harus bisa mempersiapkan SDM yang handal dan tangguh di bidang high technology di sektor perkeretaapian seperti informasi teknologi, kelistrikan dan kereta api dengan teknologi tinggi. Untuk itu, PPI Madiun dapat melakukan link and mach dengan PT INKA, PT LEN, PT INTI, dan sebagainya," katanya. 

Prof Agus juga berpesan, untuk dapat bekerja sama sehingga nantinya lulusan dari PPI Madiun dapat terserap oleh industri, maka kurikulum dan proses pembelajaran harus mengikuti perkembangan serta kemajuan industri perkeretaapian tidak hanya di dalam negeri namun juga di luar negeri. Lulusan PPI Madiun memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat bekerja di sektor perkeretaapian di tanah air. 

"Hal ini dikarenakan Pemerintah tengah melakukan banyak pengembangan dan pembangunan transportasi perkeretaapian, mulai pengembangan KA Trans Sumatera, Trans Kalimantan, Trans Sulawesi dan tidak ketinggalan pengoptimalan Trans Jawa, Madura dan Bali. Bahkan ditargetkan pada tahun 2030 mendatang Pemerintah akan membangun 10.524 km rel di seluruh Indonesia," katanya. 

Berinovasi

Pada sesi diskusi, Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro menjelaskan, di tengah kemajuan tenologi pihak terus melakukan inovasi, hal ini dilakukan agar dapat bersaing. Beberapa hasil inovasi telah dilakukan seperti trem baterai, bis listrik, dan saat ini telah merancang prototype kereta cepat Merah Putih.

"INKA memproduksi sarana prekeretaapian baik untuk dipakai di dalam negeri atau di ekspor keluar negeri. Kami juga berterima kasih kepada PT. KAI yang sebagian besar armadanya buatan INKA. Kami berharap kedepannya industri perkeretaapian di Tanah Air bisa lebih maju lagi," katanya.

Lalu, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Len Railways System (LRS) Helarius Agung Suryantoro menjelaskan, dalam mendukung sistem transportasi perkertaapian di Tanah Air perusahaan fokus pada bidang persinyalan. Dimana, LRS merupakan anak usaha dari PT Len Industri (Persero). Dan untuk pihaknya terbuka untuk bekerja sama dengan PPI Madiun untuk menyerap lulusannya yang diharapkan dapat menjadi calon operator dan maintenance persinyalan perkertaaapian. 

"Di dalam perencanaan tersebut kami melibatkan banyak pihak seperti para ahli, perguruan tinggi bahkan ke depan kami juga siap bekerjasama dengan PPI Madiun dan mendukung link and mach untuk para lulusan PPI Madiun," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement