Rabu 17 Nov 2021 06:46 WIB

Aparat Polandia Pakai Meriam Air Atasi Migran di Perbatasan

Para migran yang melemparkan batu ke arah aparat untuk melintasi perbatasan Belarusia

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi Polandia dan polisi militer berdiri di belakang pagar perbatasan ketika para migran dari Timur Tengah dan tempat lain berkumpul di perbatasan Belarus-Polandia dekat Grodno, Belarus, Senin, 8 November 2021.
Foto: Leonid Shcheglov/BelTA via AP
Polisi Polandia dan polisi militer berdiri di belakang pagar perbatasan ketika para migran dari Timur Tengah dan tempat lain berkumpul di perbatasan Belarus-Polandia dekat Grodno, Belarus, Senin, 8 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAW -- Pasukan keamanan Polandia mengarahkan meriam air ke para migran yang melemparkan batu melintasi perbatasannya dengan Belarusia. Empat ribuan migran berkumpul dalam upaya untuk mencapai Uni Eropa (UE).

Rekaman yang dibagikan oleh juru bicara pemerintah Polandia dan Kementerian Pertahanan menunjukkan eskalasi lebih lanjut dari krisis di perbatasan. Migran telah berkumpul dalam jumlah yang terus meningkat di sisi Belarusia pada pekan lalu.

Baca Juga

"Perhatian, perhatian, jika Anda tidak mengikuti perintah, kekuatan akan digunakan untuk melawan Anda," kata pesan pengeras suara yang ditujukan kepada para migran yang melemparkan benda, menurut gambar yang ditampilkan di siaran TVP.

Para migran melemparkan botol dan balok kayu ke tentara Polandia dan menggunakan tongkat untuk mencoba menerobos pagar. Kementerian Dalam Negeri mengatakan seorang polisi terluka parah oleh sebuah benda yang dilemparkan ke seberang perbatasan dan berada di rumah sakit dengan tengkorak yang diduga retak.

Kementerian Pertahanan Polandia mengatakan di Twitter bahwa pihak berwenang Belarusia telah memberikan granat suara kepada para migran. Senjata itu dilemparkan ke tentara dan penjaga perbatasan Polandia.

Krisis telah menyebabkan UE untuk mempersiapkan sanksi lebih lanjut terhadap Belarus. Negara itu dituduh mencoba untuk mengacaukan blok dengan mendorong migran melintasi perbatasan secara ilegal.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan sangat prihatin tentang cara Belarus membahayakan nyawa para migran yang rentan. Juru bicara pemerintah Polandia Piotr Muller mengatakan, pemerintah sedang mendiskusikan apakah akan meluncurkan konsultasi formal mengenai krisis dengan sekutu NATO.

"Kami sedang mempersiapkan hasil yang pesimistis bahwa konflik ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan," kata Muller.

Menurut pihak berwenang Polandia, lebih dari 20 ribu anggota polisi, penjaga perbatasan, dan tentara memperkuat perbatasan tempat para migran berkumpul di dekat kota Kuznica di Polandia. Diperkirakan 4.000 migran berada di perbatasan dan banyak yang mengatakan pihak berwenang Belarusia tidak mengizinkan mereka kembali ke Minsk.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement