Selasa 16 Nov 2021 13:46 WIB

Mahasiswa UMM Borong Juara Nasional di KJI dan KBGI

UMM mengirimkan 15 proposal di empat kategori yang berbeda.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendapatkan juara di Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) dan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) 2021. 
Foto: dok. Humas UMM
Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendapatkan juara di Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) dan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) 2021. 

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berlaga di Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) dan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) 2021. Pada perlombaan yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) tersebut, UMM berhasil memborong enam kejuaraan di empat kategori lomba yang berbeda.

Salah satu anggota tim, Muhammad Kelvin Haidar Priyanka menceritakan, UMM mengirimkan 15 proposal di empat kategori yang berbeda. Keempat kategori tersebut ialah KJI Rangka Baja, KJI Pelengkung, KBGI Kayu, dan KBGI Canai Dingin.

"Dari 15 proposal yang telah terkirim, terpilih empat proposal terbaik dan UMM berhasil menjadi finalis di masing-masing kategori," kata pria yang disapa Kelvin ini.

Kelvin dan tim UMM memberikan inovasi dan terobosan baru dalam proposal pembangunan jembatan dan gedung. Pada kategori jembatan rangka, mereka menambahkan dua batang vertikal untuk mengurangi lendutan pada jembatan.

Sementara itu, pada jembatan pelengkung, mereka merancang pembangunan jembatan di Kutai Karta Negara sebagai ibu kota yang baru. Untuk kategori gedung kayu, tim menggunakan alat sambung berupa pasak dari tusuk gigi.

Hal ini bertujuan agar sambungan balok-kolom lebih kokoh dan tetap mudah penggunaannya. Terakhir, di kategori gedung canai dingin, tim meletakkan sambungan kolom-kolom di antara dua lantai untuk mengurangi titik lemah pada bangunan.

Selama mengikuti perlombaan, tim UMM menghadapi segelintir kendala. Salah satunya adalah pengiriman barang ke lokasi lomba yang diselenggarakan di Pontianak. Anak terakhir dari dua bersaudara ini mengaku cukup kesulitan membawa material-material yang nantinya akan digunakan ketika perakitan. "Selain karena materialnya sangat besar, uang untuk pengiriman ke Pontianak juga tergolong mahal," ujarnya.

Ditanya ihwal perlombaan, ia mengaku bahwa ada beberapa perbedaan lomba tahun ini ketimbang tahun lalu. Salah satunya mengenai biaya transportasi dan penginapan yang kini harus ditanggung secara mandiri. Meski begitu, ia dan tim UMM bersyukur karena perjuangannya dapat memberikan hasil yang maksimal.

Mereka mampu membawa pulang enam kejuaraan di empat kategori berbeda. UMM memperoleh juara dua pada KJI Rangka Baja, juara dua pada KBGI Kayu, dan juara harapan satu pada KJI Pelengkung.

Sementara itu pada kejuaraan kategori, UMM meraih kategori metode pelaksanaan konstruksi pada cabang KBGI Canai Dingin dan juara kategori kreativitas dalam rancang bangun. "Serta juara kategori bangunan masa depan, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Kompetisi KJI dan KBGI sudah menjadi kegiatan tahunan bagi lembaga semi-otonom (LSO) Surya Team yang menaungi mahasiswa-mahasiswa UMM. Kelvin berharap Tim Surya bisa mempertahankan raihan prestasi di tahun depan dengan meloloskan proposal di semua kategori.

“Tahun ini kami belum dapat membawa pulang prestasi sebagai juara umum, tapi kami akan berusaha dengan keras agar mampu memenangkan juara tersebut,” kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement