Ahad 14 Nov 2021 07:32 WIB

Penguin Antartika Langka Tempuh 3.000 Km ke Selandia Baru

Penguin tersebut tersesat, sendirian, dan kelelahan.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Ani Nursalikah
Penguin Antartika Langka Tempuh 3.000 Km ke Selandia Baru. Penguin Adelie
Foto: Reuters
Penguin Antartika Langka Tempuh 3.000 Km ke Selandia Baru. Penguin Adelie

IHRAM.CO.ID, WELLINGTON -- Seekor penguin Antartika yang langka Adélie ditemukan di pantai Selandia Baru. Penguin yang kemudian diberi nama Pingu oleh penduduk setempat diperkirakan telah menempuh perjalanan sejauh 3.000 kilometer dari habitat aslinya di Antartika.

Harry Singh dan istri merupakan warga yang pertama kali menemukan penguin tersebut. Pada saat itu, keduanya sedang berjalan-jalan setelah bekerja di pantai di Birdlings Flat, sebuah pemukiman di selatan kota Christchurch.

Baca Juga

Pada awalnya Singh mengira penguin hanya mainan lunak. Namun, dia sadar yang dihadapannya ialah seekor penguin ketika itu bergerak.

"Pertama saya pikir itu adalah mainan lunak, tiba-tiba penguin itu menggerakkan kepalanya, jadi saya menyadari itu nyata," ujar Singh kepada BBC dikutip pada Jumat (12/11).

Rekaman penguin yang diunggah di halaman Facebook milik Singh menunjukkan penguin itu tampak tersesat dan sendirian. Singh menyebut, penguin tidak bergerak selama satu jam.

"Itu tidak bergerak selama satu jam ... dan (tampak) kelelahan," kata Singh.

Singh pun memanggil penyelamat penguin karena khawatir penguin itu tidak masuk ke air. Hal ini bisa saja menjadikannya target potensial bagi hewan pemangsa lain yang berkeliaran di pantai.

"Kami tidak ingin dia berakhir di perut anjing atau kucing," tutur Singh.

Dia akhirnya menghubungi Thomas Stracke, yang telah merehabilitasi penguin di Pulau Selatan Selandia Baru selama sekitar 10 tahun. Stracke terkejut menemukan penguin itu adalah penguin Adélie, spesies yang hidup secara eksklusif di semenanjung Antartika.

Stracke bersama dengan seorang dokter hewan, menyelamatkan penguin itu pada malam yang sama. Mereka mendapati penguin dalam keadaan berat badan yang kurang dan dehidrasi setelah melakukan tes darah.

Setelah diberi cairan dan makan melalui selang makanan. Burung itu akhirnya akan dilepaskan ke pantai yang aman di Semenanjung Banks yang bebas dari anjing.

Penemuan Adélie di pantai Selandia Baru ini menjadi yang ketiga kalinya setelah dua insiden sebelumnya pada 1993 dan 1962. Apabila insiden ini terjadi lagi di masa depan, menurut para ahli, hal itu menjadi tanda yang mengkhawatirkan.

"Saya pikir jika kita mulai mendapatkan kedatangan penguin Adélie tiap tahun, kita akan mengetahui, ada sesuatu yang berubah di lautan yang perlu kita pahami," kata profesor zoologi Universitas Otago Philip Seddon kepada The Guardian.

"Lebih banyak penelitian akan memberi kita lebih banyak pemahaman ke mana penguin pergi, apa yang mereka lakukan, seperti apa tren populasinya - mereka akan memberi tahu kita sesuatu tentang kesehatan ekosistem laut itu secara umum," lanjut Seddon.

https://www.bbc.com/news/world-asia-59257495

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement