Selasa 09 Nov 2021 17:25 WIB

Undip Luncurkan Bus Pencegah Penyebaran Covid-19

Ini merupakan hasil kolaborasi insan pendidikan tinggi (dikti) dengan dunia industri.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Rektor Undip, Prof Yos Johan Utama (depan kiri) mendengarkan penjelasan terkait penerapan teknologi pencegah penyebaran Covid-19 yang pada interior Bio Smart and Safe Bus, pada peluncuran bus hasil penelitan dan pengembangan Undip dengan industri ini, di halaman Rektorat Undip, Selasa (9/11).
Foto: Humas Undip
Rektor Undip, Prof Yos Johan Utama (depan kiri) mendengarkan penjelasan terkait penerapan teknologi pencegah penyebaran Covid-19 yang pada interior Bio Smart and Safe Bus, pada peluncuran bus hasil penelitan dan pengembangan Undip dengan industri ini, di halaman Rektorat Undip, Selasa (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Satu lagi inovasi karya Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, diperkenalkan kepada publik. Kali ini, Undip meluncurkan Bio Smart and Safe Bus.

Pengembangan Bio Smart and Safe Bus ini merupakan hasil penelitian bersama, antara Undip dengan Karoseri Laksana serta Perusahaan Otobus (PO) Sumber Alam, sekaligus sebagai implementasi dari program matching fund kedaireka.

Bus yang diluncurkan ini diklaim sebagai bus anti Covid-19 pertama di Indonesia, hasil kolaborasi insan pendidikan tinggi (dikti) dengan dunia industri.

Rektor Undip, Prof Yos Johan Utama, mengapresiasi inovasi yang bermanfaat tersebut. Terlebih inovasi ini mendukung upaya pemerintah dalam menangani covid di Indonesia.

Ia ingin kolaborasi inovasi yang sudah diwujudkan ini jangan berhenti sampai pada peluncuran ini saja, namun harus terus berkembang lagi bagi kebutuhan yang lebih luas.

“Seperti pesan Ki Hajar Dewantara, bahwa kita harus nontoni, niteni, nambahi. Artinya buat inovasi ini menjadi murah, simpel, dan smart,” jelasnya, dalam pidato peluncuran Bio Smart and Safe Bus, yang dilaksanakan di halaman Rektorat Undip, Tembalang, Selasa (9/11).

Dari model bis ini, lanjut rektor, diharapkan nantinya dapat didesain dan diaplikasikan pada unit mobil yang desainnya lebih sederhana, biaya lebih murah, tetapi juga lebih canggih teknologinya.

Sehingga, dari program matching fund ini akan menghasilkan karya-karya hebat yang mendukung industri dan tranportasi masa depan, yang pada akhirnya akan mampu menghasilkan Revenue Generating Activities (RGA).

Matching Fund sendiri adalah bentuk nyata dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara Insan Dikti (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak industri,” jelasnya .  

Ketua tim peneliti Bio Smart and Safe Bus Undip, Dr Awal Prasetyo dalam kesempatan ini menyampaikan, pengembangan riset bus anticovid ini sudah dijalankan pada awal pandemi di 2020 yang didanai program matching fund kedaireka.

Menurutnya ada ada tiga komponen penting yang diusung dalam hasil inovasi kolaborasi dengan industri tersebut. “Yakni penerapan physical distancing dengan kursi berjarak, aplikasi nanosilver bebas mikroba dan bakteri, serta penyediaan masker herbal,” jelasnya.

Dalam mencegah penyebaran virus Covid-19, tambah Awal, bus didesain dengan konsep ‘segitiga sehat’, yang meliputi lingkungan (environment), agen penyebab sakit (pathogen) dan inang (host).

Pada aspek lingkungan, jelasnya, tata letak kursi penumpang menganut prinsip physical distancing. Serta sirkulasi udara kabin dirancang khusus agar udara menjadi lebih bersih dan sehat.

Sistem sirkulasi udara Bio Smart Bus ini adalah setelah AC dinyalakan dan mendinginkan kabin, udara akan dihisap oleh inlet AC yg terdapat pada bagian bawah bus, sehingga udara di kabin bus akan selalu fresh.

Udara yang dihisap kemudian disalurkan melalui High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter dan UV-C lamp yang berfungsi utuk menyaring partikel-partikel yang sangat kecil seperti virus dan menguraikannya.

“Dengan adanya Hepa Filter, UV-C lamp, dan Nano Silver, maka jumlah virus atau peredaraan virus pada kabin bus akan mampu diminimalisir secara signifikan,” jelasnya.

Sementara untuk aspek pathogen, lanjut Awal, seluruh permukaan interior kabin sudah dilapisi nano silver. Nano silver berfungsi menguraikan virus-virus yang berpotensi menempel pada permukaan interior bus.

Untuk menambah proteksi penumpang bus, secara cuma-cuma setiap penumpang akan mendapat masker herbal yang terbukti secara klinis dapat meningkatkan imun bagi penggunanya. “Masker herbal yang dibagikan kepada penumpang juga merupakan inovasi dari peneliti Undip,” tegasnya.

Kepala Sekretariat dan Protokol Undip, Dr Agus Suherman, menambahkan bahwa bus anticovid ini adalah wujud dukungan Undip untuk membantu pemerintah mengurangi penyebaran virus Covid-19.

Ia berharap karya yang diluncurkan kali ini akan menambah lagi inovasi baru yang dihasilkan  para peneliti Undip sebagai wujud implementasi Tri Dharma perguruan tinggi. “Yakni  pendidikan, penelitian, dan pengabdian yang memberi kemanfaatan bagi masyarakat,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement