Senin 08 Nov 2021 14:03 WIB

Sibaya, Permainan Edukasi Anak Belajar Budaya Jawa

Dasar pembelajaran Sibaya mengandung pembelajaran dalam perkembangan karakter anak.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Permainan papan edukasi berbahasa Jawa berbasis budaya Jawa, Sibaya.
Foto: Dokumen
Permainan papan edukasi berbahasa Jawa berbasis budaya Jawa, Sibaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pusat Studi Kebudayaan (PSK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta membuat permainan papan edukasi berbahasa Jawa berbasis budaya Jawa, Sibaya. Merupakan kependekan dari sinau basa lan budaya, dan ini telah terdaftar dalam pencatatan perlindungan ciptaan.

Plt Kepala Pusat Studi Kebudayaan UGM, Dr Sri Ratna Saktimulya mengatakan, pembuatan permainan papan ini dilatar belakangi pentingnya penanaman karakter dan budi pekerti kepada anak. Tapi, dilakukan melalui pembelajaran kebudayaan.

Sebab, banyak anak yang mengabaikan pembelajaran kebudayaan, khususnya Jawa, dan banyak anak mulai tidak pedulikan sopan santun dan meninggalkan budayanya sendiri. Alat peraga edukasi ini mengadopsi konsep permainan papan ular tangga.

Permainan ini disusun sebagai keperluan pembelajaran bahasa dan budaya bagi anak-anak usia SD. Permainan Sibaya memuat soal-soal dan pertanyaan sebagai sarana anak belajar bahasa dan kebudayaan Jawa dengan mudah dan menyenangkan.

"Istimewanya, permainan ular tangga Sibaya ini menggunakan bahasa Jawa dan ada kurang lebih seratus kartu pertanyaan yang berisi penguasaan bahasa, tingkat tutur, kesusastraan, kesenian, dan adat sopan santun," kata Sri.

Selain itu, Sibaya dilengkapi dengan buku panduan bermain dalam tiga bahasa yaitu Jawa, Indonesia, dan Inggris. Dengan demikian, orang tua atau tenaga pendidik tidak perlu bingung dan dapat memandu anak-anak dalam bermain.

Tidak cuma peraga edukasi, dasar pembelajaran Sibaya mengandung pembelajaran dalam perkembangan karakter anak yang sudah dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara. Yaitu, ngerti, ngrasakne, nglakoni atau mengetahui, merasakan, dan melakukan.

"Hal ini yang berusaha kami angkat kembali mengingat nilai-nilai luhur dalam pembelajaran kebudayaan tetap relevan pada setiap zaman," ujarnya.

Sosialisasi permainan Sibaya sudah dilakukan oleh Tim Pusat Studi Kebudayaan yang telah dilaksanakan di Kalurahan Pandowoharjo, Kapanewon Sleman, Sleman. Turut mendapat sambutan baik mitra dilihat dari keaktifan saat sosialisasi.

Rektor UGM, Prof Panut Mulyono, mengapresiasi karya kreatif dari Pusat Studi Kebudayaan UGM yang edukatif bagi pembelajaran bahasa dan budaya Jawa. Serta, mengembalikan kembali kepedulian generasi penerus bangsa ke bahasa dan budaya.

"Berharap Sibaya dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat," kata Panut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement