Ahad 07 Nov 2021 10:53 WIB

BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan Akibat Gempa di Minahasa

Gempa besar pernah mengguncang Minahasa dan menyebabkan ratusan rumah roboh.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ilham Tirta
Perumahan yang berada di pedesaan Minahasa, Sulawesi Utara.
Foto: Antara/Adwit B Pramono
Perumahan yang berada di pedesaan Minahasa, Sulawesi Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) belum memperoleh laporan kerusakan akibat gempa di Semenanjung Minahasa berkekuatan Magnitudo 6,0 pada Sabtu (6/11) pukul 21.37 WIB. BMKG mencatat tiga kali gempa susulan sejak Sabtu malam hingga Ahad (7/11) pagi.

"Hingga Ahad pagi ini belum ada laporan adanya kerusakan akibat gempa tersebut. Hasil pemodelan juga menunjukkan tidak berpotensi tsunami, untuk itu masyarakat dihimbau agar tetap tenang tidak percaya berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono, dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Ahad (7/11).

BMKG mendapati episenter gempa terletak pada koordinat 0,13° LS ; 124,39° BT tepatnya di laut 68 Km arah Tenggara Bolaang Uki, Sulawesi Utara dengan kedalaman hiposenter 44 Km. Daryono menjelaskan, gempa Bolaang Mongondow-Minahasa ini merupakan gempa dangkal yang dipicu aktivitas subduksi Lempeng Sangihe dengan mekanisme pergerakan sesar naik (thrust fault).

"Guncangan gempa dirasakan sangat kuat di Bolaang Mongondow dalam skala intensitas IV-V MMI. Sedangkan di Kotamobagu guncangan dirasakan dalam III-IV MMI. Sementara itu di Talibu-Gorontalo-Bitung guncangan dirasakan III MMI, dan di Tomohon – Manado dalam skala intensitas II-III MMI," ujar Daryono.

Baca juga:

Hasil monitoring BMKG terhadap gempa Bolaang Mongondow-Minahasa M6,0 tadi malam, hingga Ahad pagi 7 November 2021 menunjukkan telah terjadi 3 kali gempa susulan, yaitu pada pukul 00.22.51 WIB (Mag.3,7), pukul 04.04.45 WITA (Mag. 2,9), dan pukul 06.58.49 WITA (Mag. 2,9).

Daryono mengungkapkan, sejarah gempa yang dipicu sumber gempa zona Subduksi Sangihe pernah terjadi pada 8 Februari 1845 di Minahasa. Dampak gempa ini, di Tomohon lebih dari separoh dari total bangunan rumah mengalami kerusakan. Di Amurang dinding benteng Portugis, gereja, dan bangunan rumah rusak.

"Di kampung Wuwuh, sebuah gereja dan 125 rumah roboh menyisakan bangunan rumah yang rusak dan tidak dapat dihuni. Banyak rekahan-rekahan di permukaan tanah, menyemburkan air tanah dan likuefaksi. Di Bitung banyak rumah mengalami kerusakan," ucap Daryono.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement