Senin 01 Nov 2021 06:51 WIB

Belajar Mengubah Diri Sendiri Berpangkal dari Otak

Otak jadi pusat pencatat segala pengalaman dan hal yang ditangkap indera.

Kesehatan otak (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Kesehatan otak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otak manusia sangat rumit. Tak heran. Otak jadi pusat pencatat segala pengalaman dan hal yang ditangkap indera, sekaligus pusat ingatan, dan penentu tindakan.

Ada yang bilang, kita bisa mengubah diri sendiri, kalau kita benar-benar mau. Tapi jika seseorang ingin mengubah kepribadian yang sudah terbentuk seumur hidupnya, maka ia pertama-tama harus melewati sejumlah rintangan. 

Baca Juga

Sifat manusia sebenarnya hanya sebagian yang tertanam di dalam gen. Sifat juga berubah selama kita hidup, sejalan dengan pengalaman yang kita dapat. Demikian halnya dengan neuroplastisitas, yaitu kemampuan otak untuk belajar bahkan hingga usia lanjut, yang membuat perubahan bisa terjadi.

 

Catatan otak bentuk kepribadian

Kepribadian kita terbentuk karena berbagai pengaruh sejak kita kecil, bahkan sebelum lahir. Itu tersimpan di bagian dalam dan tengah sistem limbik. Bagian otak itu sulit diakses oleh kemauan sadar kita.

"Area-area di otak yang bekerja tanpa kita sadari, melakukan sejumlah hal penting,“ kata Gerhard Roth, seorang ahli ilmu saraf dan peneliti otak.

Bagian-bagian otak itu menilai segala sesuatu yang kita tangkap dengan indra. Juga yang kita alami, yang kita pikirkan, rasakan dan apa yang kita lakukan. Kemudian mencatat: itu bagus, itu bisa diulang. Juga: itu tidak baik, menyakitkan. Jangan diulang.

Karena manusia punya tendensi untuk menghindari perasaan menyakitkan, maka kita tetap setia pada kebiasaan. Oleh sebab itu, kebiasaan yang menetap kerap yang berkuasa, juga saat kita sebenarnya ingin mengubah diri.   

 

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement