Senin 01 Nov 2021 06:30 WIB

Sejarah Penulisan Alquran di Masa Utsman

Sejarah penulisan Alquran melalui tiga periode.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Sejarah Penulisan Alquran di Masa Utsman. Foto: Alquran
Foto: republika
Sejarah Penulisan Alquran di Masa Utsman. Foto: Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejarah mencatat bahwa penulisan Alquranul Karim telah melewati tiga periode, yaitu pada masa Nabi Muhammad ﷺ, pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu, dan pada masa Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu.

Dikutip dari buku Tajwid Lengkap Asy-Syafi'i karya Abu Ya'la Kurnaedi, Pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, tepat tahun 15 Hijriah, terjadi perbedaan bacaan Alquran di kalangan umat Islam karena beragamnya lembaran mushaf yang beredar. Kekhawatiran berupa perpecahan di antara kaum muslimin pun dirasakan langsung oleh sang Khalifah, maka dia berkhutbah: 

Baca Juga

"Kalian yang berada di dekatku saja ikhtilaf (berbeda pendapat) tentang Alquran, membacanya dengan lahn, jadi wajar jika orang-orang yang jauh dariku di kota-kota lain lebih parah perbedaan dan kesalahan dalam membacanya. Berkumpullah, wahai Sahabat-Sahabat Muhammad, tulislah untuk manusia al-imam (acuan dalam mushaf mereka)." (Jam'ul Qur-anul Karim fi ahdil Khulafa-ir Rasyidin)

Pada zaman Utsman bin Affan tersebarlah mushaf-mushaf lain di kalangan umat Islam, seperti mushaf Ibnu Mas'ud Radhiyallahu Anhu dan mushaf Ubay bin Ka'ab Radhiyallahu Anhu. Perbedaan ini sesuai dengan tujuh huruf (dialek) yang Alquran memang diturunkan demikian.

Dan ketika Hudzaifah pulang dari Armenia dan Adzarbaijan, maka sang Khalifah diberi usulan olehnya agar mengumpulkan seluruh mushaf demi menyatukan kaum muslimin. (Jami'ul Quranul Karim)

Dalam Shahih al-Bukhari disebutkan:

Hudzaifah bin al-Yaman Radhiyallahu Anhu menghadap Utsman bin Affan setelah penaklukan Armenia dan Azarbaijan, lalu dia menceritakan kepada sang Khalifah perihal perselisihan kaum muslimin dalam qiraah Alquran:

"Wahai Amirul Mukminin, cegahlah umat ini sebelum mereka berselisih tentang Alquran seperti perselisihan kaum Yahudi dan Nasrani." Maka Utsman mengutus seseorang kepada Hafshah seraya meminta: "Pinjamkanlah kepada kami lembaran-lembaran yang ada padamu (mushaf Alquran pertama), sebab kami akan menyalinnya ke dalam mushaf-mushaf, dan setelah itu akan kami mengembalikannya." Hafshah pun meminjamkannya kepada Utsman." (HR At-Tirmidzi)

Ibnu Athiyyah menerangkan bahwa lembaran-lembaran berisi ayat-ayat Alquran yang dikumpulkan pada masa Abu Bakar disimpan di sisinya. Lantas disimpan oleh Umar bin al-Khathab sepeninggal Abu Bakar. Kemudian disimpan oleh Hafshah sepeninggal ayahnya (Umar bin al-Khathab) yaitu pada zaman Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu.

Utsman pun memerintahkan empat Sahabat dalam tugas ini, yaitu Zaid bin Tsabit, Abdullah bin az-Zubair, Sa'id bin al-Ash, dan Abdurrahman bin Harits bin Hisyam Radhiyallahu Anhum.

Mereka ditugaskan untuk menyalin mushaf pertama yang dikumpulkan pada masa Abu Bakar menjadi beberapa mushaf.

Zaid sendiri berasal dari kaum Anshar, sedangkan tiga Sahabat terpilih lainnya adalah orang Quraisy (dari kaum Muhajirin).

Sang Khalifah sempat berpesan bahwa apabila tiga Sahabat itu berselisih paham dengan Zaid tentang lafazh (bacaan) dalam Alquran, maka hendaknya ia ditulis dengan dialek Quraisy.

Maka mereka segera melaksanakan perintah tersebut hingga selesai. Lalu Amirul Mukminin mengirimkan mushaf-mushaf salinannya ke beberapa wilayah Islam. Hingga akhirnya bersatulah kaum muslimin di atas mushaf utsmani hingga kini. (Syarh Muqaddimah Jazariyah)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement