Jumat 29 Oct 2021 17:45 WIB

Peluang Bisnis Pertashop di Perkotaan

Ada syarat jarak minimal Pertashop dari SPBU tidak boleh terlalu dekat.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pertashop di wilayah perkotaan yang berlokasi di Jl Jaya Wijaya, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah.
Foto: Republika/binti sholikah
Pertashop di wilayah perkotaan yang berlokasi di Jl Jaya Wijaya, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Bisnis bahan bakar minyak (BBM) memiliki potensi lantaran aktivitas masyarakat banyak menggunakan kendaraan bermotor. Sejak 2020, Pertamina mulai mengoperasikan Pertashop yang merupakan SBPU mini di kawasan pedesaan. Pada 2021, keberadaan Pertashop mulai merambah kawasan perkotaan.

Meski berjarak tidak terlampau jauh dari SPBU, ternyata penjualan Pertashop di perkotaan cukup potensial. Hal itu dirasakan pemilik Pertashop di Jl Jaya Wijaya, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, Budiman Widodo (61).

Pertashop milik Budiman tersebut hanya berjarak 1,7 kilometer dari SPBU Mojosongo di Jalan Sumpah Pemuda. Meski demikian, warga Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, tersebut dapat menjual BBM Pertamax lebih dari 1.000 liter per hari.

Budiman mengaku, awal mulanya dia mengira Pertashop seperti Pertamini. Kemudian, dia mendapatkan informasi terkait Pertashop saat mengunjungi Boyolali. Setelah mengetahui lebih dalam, Budiman merasa tertarik untuk mengelola Pertashop, meski dia mengetahui sasaran utama Pertashop di wilayah pedesaan. Apalagi, ada syarat jarak minimal Pertashop dari SPBU tidak boleh terlalu dekat.

"Kemudian saya mengajukan, setelah disurvei ternyata disetujui karena di sekitar sini belum ada Pertashop dan potensi pasarnya ramai," kata Budiman saat ditemui Republika di Pertashop Mojosongo, Jumat (29/10).

Menurutnya, pengajuan Pertashop dilakukan secara daring. Lantaran sudah memiliki badan usaha sebagai syarat utama, Budiman langsung dihubungi Pertamina dalam beberapa hari setelah pengajuan. Setelah disurvei dan disetujui, Pertashop Mojosongo mulai dibangun dan beroperasi pada 10 September 2021.

Awalnya, Budiman pesimistis Pertashop miliknya dapat melampaui target penjualan 400 liter per hari dengan segmen kendaraan roda dua. Apalagi, BBM yang dijual hanya satu jenis yakni Pertamax.

"Tapi alhamdulillah begitu operasional 10 September, tanggal 11 penjualannya sudah mencapai 500 liter atau sudah melampaui target dalam sehari. Sekarang penjualan sudah 1.100 sampai 1.200 liter per hari," ungkapnya.

Budiman menambahkan, dengan capaian penjualan tersebut bisnis Pertashop cukup menjanjikan. Apalagi, Pertashop merupakan lembaga penyalur BBM resmi dari Pertamina. Harga BBM yang dijual juga sama dengan di SPBU. Kapasitas tangki Pertashop mampu menampung 3.000 liter BBM. Sedangkan harga satu unit mesin Pertashop senilai Rp 250 juta.

"Saya rencana mau buka lagi Pertashop tapi di Boyolali, kebetulan sudah ada lahan di sana. Segmen pasarnya juga cukup bagus," imbuhnya.

Sementara itu, Sales Branch Manager Pertamina Rayon V Yogyakarta yang membawahi Solo, Klaten dan Boyolali, Joko Priyambodo, mengatakan, Pertashop menghadirkan kualitas dan harga BBM yang sama dengan SPBU. Awalnya, Pertashop ditargetkan untuk kecamatan yang tidak ada SPBU. Namun, kini Pertashop juga menyasar wilayah perkotaan. Solo menjadi kota pertama di Jawa Tengah yang menghadirkan layanan Pertashop, disusul Tegal dan Semarang.

"Pertashop di Solo baru ada dua, di Banjarsasi dan Mojosongo," jelas Joko kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Rencananya, Pertamina akan menambah lagi Pertashop di Solo sebanyak tiga titik, yakni di Banjarsari Utara, Mojosongo Jl Mayor Ahmadi dan Laweyan.

Di wilayah Solo, Klaten dan Boyolali, jumlah Pertashop saat ini totalnya mencapai 39 titik. Dia menargetkan ada 60 Pertashop sampai akhir tahun ini di Klaten, Boyolali, dan Solo. Sedangkan jumlah Pertashop di Jawa Tengah dan DIY saat ini sudah mencapai 636 titik.

Joko menyebut, target penjualan di setiap Pertashop minimal 400-500 liter per hari. Jika bisa memenuhi target tersebut, maka secara hitungan break even point (BEP) atau balik modal bisa didapatkan dalam tiga sampai empat tahun.

"Per hari per Pertashop rata-rata semua bisa menjual di atas 600 sampai 700 liter. Tidak ada batas pembelian, bisa melayani pengecer juga," ucapnya.

Pertashop merupakan lembaga penyalur BBM dengan skala kecil yang dioperasikan Pertamina. Awalnya, Pertashop ditujukan untuk daerah pedesaan yang belum tersedia stasiun pengisian bahan bakar (SPBU).

Tujuan utama Pertashop menghadirkan energi berkualitas yang lebih dekat dengan masyarakat. Sehingga, akses kebutuhan energi semakin mudah didapat. Saat ini, dua Pertashop yang ada di Solo hanya menyalurkan produk BBM Pertamax. Sebab, kebutuhan masyarakat terhadap BBM berkualitas terus meningkat.

Sampai saat ini, Pertamina masih terus membuka peluang skema kemitraan dengan pengusaha lokal untuk berinvestasi di Pertashop. Nilai investasi Pertashop lebih rendah dibandingkan SPBU reguler. Syarat utama pengajuan investasi Pertashop yakni, badan usaha seperti CV, PT, Koperasi, maupun Usaha Dagang (UD).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement