Kamis 28 Oct 2021 19:40 WIB

Ini Syarat Jika Ingin Anak Madrasah Melek Digital

Peran guru dan tenaga kependidikan madrasah saat ini sangat besar.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Muhammad Ali Ramdhani bersama siswa madrasah. (ilustrasi)
Foto: istimewa/doc humas
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Muhammad Ali Ramdhani bersama siswa madrasah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Jika ingin anak-anak madrasah melek literasi digital, maka pastikan dulu gurunya memahami apa itu literasi digital. Guru madrasah dituntut tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga agen perubahan dunia pendidikan.

"Tidak mungkin menjadikan anak memahami literasi digital jika gurunya tidak memiliki pahaman literasi digital,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Muhammad Ali Ramdhani, dalam siaran pers, Kamis (28/10).

Pernyataan ini disampaikan Ramdhani, saat memberikan arahan secara daring dalam Training of Trainer (ToT) Fasilitator Daerah Literasi Digital Madrasah, Kamis (28/10).

Dikatakan Ramdhani, peran guru dan tenaga kependidikan madrasah saat ini sangat besar. Mereka dituntut tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai  agen perubahan dalam dunia pendidikan. Terlebih di era transformasi saat ini, perubahan terjadi dengan sangat cepat.

Ketika berbicara literasi digital, menurut pria yang biasa disapa Dhani ini, seorang guru harus melakukan inovasi berkelanjutan. Mereka harus selalu belajar dan beradaptasi terhadap hal-hal baru, yang merupakan kunci dari transformasi.

“Dalam melakukan transformasi pembelajaran, seorang guru harus mampu membaca masa depan dengan baik dan menghadirkan anak didik sebagai pemilik sebuah dinamika zaman dengan menciptakan generasi yang mampu beradaptasi pada setiap dinamika zamannya,” paparnya. Kemampuan literasi digital, lanjut Dhani, bukan sekedar sebuah pilihan tetapi sudah menjadi sebuah kewajiban.

Terkait pelatihan ToT Fasilitator Daerah Literasi Digital Madrasah, menurut Dhani,  seorang fasilitator harus mampu menemani para guru untuk menjadi penggerak literasi digital. Sehingga apa yang diharapkan dari program ini akan terlihat dampaknya di madrasah.

"Kita harus membangun ekosistem digital, yaitu ekosistem pergaulan, komunikasi dan pembelajaran berbasis teknologi digital yang mendukung peningkatan kualitas guru dan tenaga kependidikan madrasah,” papar Dhani.

Di momen Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober, Dhani mengajak semua peserta untuk berkomitmen dan bersumpah dalam rangka memajukan dan meningkatkan kualitas dan mutu madrasah. "Saya mengajak kepada peserta ToT untuk bersumpah. Sumpah kita untuk madrasah, meningkatkan kualitas guru madrasah," pungkas Dhani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement