Jumat 29 Oct 2021 06:05 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Menuju Keluarga Bahagia

Islam memberikan tiga perkara pokok yang harus selalu diperhatikan.

Naskah Khutbah Jumat: Menuju Keluarga Bahagia
Foto: MGROL100
Naskah Khutbah Jumat: Menuju Keluarga Bahagia

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Athiful KhoiriAnggota Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Depok, Sleman, Yogyakarta

اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ وَّالَاهُ اَمَّا بّعْدُ فَيَاعِبَدَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَأِيَّايَ بِتَقْوَى االلهِ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ

Baca Juga

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Segala puji dan sanjungan hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Pujian yang meliputi nikmat-Nya dan mencukupkan tambahan karunia-Nya.

Semoga kita semua yang hadir dan mengikuti shalat Jumat di masjid ini diberikan kekuatan iman dan ihsan yang tiada berbatas. Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam ke hadapan Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang beriman, sebagaimana Engkau telah limpahkan karunia dan barakah kepada Nabi Ibrahim as.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Pernikahan merupakan ikatan cinta suci antara dua insan manusia untuk hidup bersama, yang dilandasi semata karena niat ibadah kepada Allah swt. untuk membangun dan membina biduk rumah tangga. Pada hakikatnya, ibadah merupakan misi sentral dalam penciptaan manusia ke dunia. Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya surat Az-Dzariyat ayat 56.

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Az-Dzariyat: 56).

Alquran juga menyebut istilah pernikahan ini dengan mitsaqan ghalidzan, yang bermakna “perjanjian yang kukuh, kuat, lagi berat”. Perjanjian ini diisyaratkan dengan adanya perjanjian antara Allah swt dan Rasulullah Muhammad saw.

Oleh karenanya, hendaknya perjanjian ini diucapkan dengan serius, bersungguh-sungguh, tidak pula main-main, bahkan “hanya dilakukan sekali untuk selamanya” sepanjang kehidupan manusia di dunia. Pernikahan adalah ibadah terpanjang, karena itu orang yang sudah berketetapan hati untuk menikah, dituntut untuk menjaga kelanggengan ikatan pernikahan mereka, begitu pula keutuhan bahtera rumah tangga yang dijalani.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement