Kamis 28 Oct 2021 05:41 WIB

196 Siswa dan Guru yang Ikut PTM di Bandung Positif Covid-19

Siswa dan guru yang terpapar Covid-19 menjalani isoman engan pengawasan puskesmas.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Qommarria Rostanti
Sebanyak 196 siswa dan gurur yang mengikuti PTM di Bandung, Jawa Barat, dinyatakan positif Covid-19 (ILUSTRASI).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sebanyak 196 siswa dan gurur yang mengikuti PTM di Bandung, Jawa Barat, dinyatakan positif Covid-19 (ILUSTRASI).

REPUBLIKA.Co.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan Kota Bandung melaporkan hingga Rabu (27/10), tes PCR terhadap siswa dan guru yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) telah dilakukan kepada 160 sekolah dari target 212 sekolah. Total sampel yang telah diperiksa mencapai 6.153.

"Jumlah yang sudah keluar hasil 5.649 dengan hasil positif 196 orang (3,5 persen). Negatif 5.453 orang (96,5 persen)," ujar Kepala Dinkes Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara, Kamis (28/10).

Dia mengatakan, jumlah siswa dan guru yang positif Covid-19 terdiri dari 182 orang siswa dan 14 orang guru. Sedangkan jumlah sekolah yang memiliki hasil di atas 5 persen sebanyak 29 sekolah, 1 hingga 5 persen 43 sekolah, dan 0 persen 66 sekolah.

"Menunggu hasil 38 sekolah," ujarnya. 

Dia melanjutkan, para siswa dan guru yang terpapar Covid-19 menjalani isolasi mandiri dengan pengawasan puskesmas. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berencana memperluas pengetesan PCR terhadap siswa dan guru yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Pengetesan PCR saat ini dilakukan 10 persen dari total sekolah yang melaksanakan PTM.

Dinas Kesehatan Kota Bandung melansir siswa dan guru di 157 sekolah telah dilakukan tes PCR dari target sekolah sebanyak 212. Sampel yang sudah diperiksa sebanyak 5.993 dengan hasil yang sudah keluar sebanyak 3.530 sampel. Hasil positif 117 orang atau 3 persen dan negatif 3.413 orang atau 97 persen.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna, mendorong agar seluruh sekolah yang menggelar PTM terbatas dilakukan tes PCR tidak hanya kepada sekolah yang dijadikan sampel. Kebijakan tersebut didorong sebab aktivitas PTM di sekolah yang bukan sampel dijamin bebas Covid-19. 

"Ini ada peluang secara keseluruhan tidak hanya sekolah dijadikan sampel, kalau saya ingin menyeluruh saja. Karena siapa yang memberikan jaminan yang tidak jadi sampel itu aman makanya kita harus dorong," ujarnya.

Dia menyebut, bagi sekolah yang siswa dan gurunya terpapar Covid-19 melebihi 5 persen harus menghentikan terlebih dahulu PTM terbatas. Apabila kondisi sudah terkendali dan yang terpapar sembuh maka dapat kembali melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah.

Baca juga : Jokowi Imbau Kepala Daerah Awasi PTM

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement