Selasa 26 Oct 2021 22:01 WIB

Rentetan Gempa Tektonik, Guru SMPN 3 Ambarawa Masih Trauma

Sejak gempa masih ada sejumlah guru yang takut masuk ke ruangan guru atau kelas

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Kepala Disdikbudpora Kabupaten semarang, Sukaton Purtomo (berseragam Pramuka) melihat kondisi kerusakan dampak gempa bumi di kompleks SMPN 3 Ambarawa, Kabupaten Semarang, selasa (26/10) siang. Dampak gempa bumi membuat sekolah ini mengosongkan delapan ruang kelas karena kerusakannya cukup mengkhawatirkan.
Foto: Republika/bowo pribadi
Kepala Disdikbudpora Kabupaten semarang, Sukaton Purtomo (berseragam Pramuka) melihat kondisi kerusakan dampak gempa bumi di kompleks SMPN 3 Ambarawa, Kabupaten Semarang, selasa (26/10) siang. Dampak gempa bumi membuat sekolah ini mengosongkan delapan ruang kelas karena kerusakannya cukup mengkhawatirkan.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Rentetan gempa bumi tektonik yang mengguncang Ambarawa dan sekitarnya, rupanya masih membuat para guru di SMPN 3 Ambarawa, Kabupaten Semarang mengalami trauma.

Sejak merasakan dua kali getaran gempa yang kuat pada hari Sabtu (23/10) lalu, hingga saat ini masih ada sejumlah guru yang takut masuk ke dalam ruangan guru maupun ruangan kelas.

Saat datang untuk melakukan aktivitas di sekolah, Selasa (26/0) ini, beberapa di antara mereka memilih duduk- duduk di taman yang ada di halaman depan sekolah tersebut.

Terlebih sebanyak delapan ruang kelas di sekolah berlantai tiga tersebut juga terdampak kerusakan dan untuk Sementara dikosongkan bagi kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. “Mereka masih was- was, kalau- kalau merasakan kembali getaran akibat gempa bumi,” ungkap Kepala SMPN 3 Ambarawa, Rochim.

Untuk lebih jelasnya ia harus bertanya satu persatu kepada guru apakah masih takut masuk ke ruangan. “Bagi para guru yang masih takut, kami persilakan untuk berada di luar di bawah pohon yang ada di taman,” tambahnya.

Rochim juga menjelaskan, trauma yang dialami para guru cukup beralasan. Karena hampir semua guru memang merasakan dua kali guncangan gempa yang kuat saat mereka mengajar pada hari Sabtu akhir pekan lalu.

Baca juga : Dispar Sleman Kembali Gelar Tour de Merapi

Awalnya, Kegiatan PTM di sekolah berjalan dengan normal kendati kabar seputar terjadinya gempa di wilayah Ambarawa dan sekitarnya telah didengar oleh warga sekolah, termasuk para guru.

Di tengah kegiatan PTM berlangsung, terjadi gempa yang goncangan terasa cukup kuat sekitar pukul 09.51 WIB. Selketika itu pula para guru meminta semua siswa yang ada di ruang kelas untuk keluar ke halaman sekolah.

Sejenak kemuadian situsi kembali tenang dan siswa kembali masuk ke dalam ruangan kelas masing- masing. namun belum genap semua siswa masuk ke dalam kelas, kembali terjadi guncangan akibat gempa pada pukul 09.56 WIB.

Hingga siswa dan para guru kembali keluar ruang kelas mereka untuk menuju halaman sekolah guna menghindari hal- hal yang tidak diinginkan.

“Karena situasi yang mengkhawatirkan, akhirnya kami memutuskan untuk menghentikan PTM dan memulangkan siswa dari sekolah,” tegas Rochim.

Sementara itu, berdasarkan data yang dirilis oleh BMKG Stasiun Geologi Banjarnegara, dua gempa susulan yang intervalnya cukup dekat –pada hari Sabtu tersebut—terpantau magnitudonya mencapai 3,3 SR dengan kedalaman 5 kilometer pada pukul 09.51 WIB.

Sedangkan gempa yang terjadi dalam interval kurang dari lima menit berikutnya magnitudonya mencapai 2,9 SR dengan kedalaman 11 kiometer dengan pusat gempa 8 kilometer Barat Laut Salatiga.

Baca juga : BMKG Imbau Masyarakat Tenang Atas Rentetan Gempa di Jateng

Saat ini, masih lanjut Rochim, sekolah masih menyusun penjadwalan kembali layanan pendidikan bagi siswa di SMPN 3 Ambarawa, pascaterjadinya gempa bumi pecan lalu.

Sebab atas petunjuk Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang delapan ruang kelas yang mengalami kerusakan akibat dampak gempa harus dikosongkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement