Selasa 26 Oct 2021 10:52 WIB

Konspirasi Waghchoure Raup Asuransi Kematian 5 Juta Dolar

Waghchoure membunuh pria, palsukan kematian untuk raih jutaan dolar AS.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Pelaku pembunuhan ditangkap (ilustrasi).
Pelaku pembunuhan ditangkap (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Seorang pria berusia 54 tahun ditangkap oleh polisi karena diduga memalsukan kematiannya, dengan membunuh seorang pria yang mengalami kesehatan mental di distrik Ahmednagar, Maharashtra. Pria itu memalsukan kematiannya untuk mengklaim uang asuransi senilai 5 juta dolar AS dari sebuah perusahaan asuransi di Amerika Serikat (AS).

Polisi telah menangkap empat orang karena membantu tersangka utama dalam merencanakan dan mengeksekusi pembunuhan pria yang mengalami kesehatan mental. Mereka membunuh pria tersebut dengan menggunakan gigitan ular. Insiden itu terjadi di desa Rajur di Akole tehsil, distrik Ahmednagar pada April tahun ini.

Baca Juga

"Terdakwa utama Prabhakar Waghchoure telah tinggal bersama keluarganya di AS selama 20 tahun terakhir. Dia telah mengambil asuransi jiwa senilai 5 juta dolar AS dari sebuah perusahaan Amerika," kata Inspektur Polisi Ahmednagar, Manoj Patil, dilansir NDTV, Selasa (26/10).

Patil mengatakan, terdakwa datang ke India pada Januari 2021 dan mulai tinggal di rumah mertuanya di Dhamangaon Pat, sebuah desa di distrik Ahmednagar.

Waghchoure diduga membuat konspirasi untuk membunuh seorang pria yang tidak stabil secara mental. Dia melibatkan empat orang lainnya Sandip Talekar, Harshad Lahamage, Harish Kulal, dan Prashant Choudhary dengan menjanjikan uang kepada mereka.

Patil mengatakan, sebelum membunuh, Waghchoure pindah ke desa Rajur dan mulai tinggal di sebuah rumah kontrakan. Dia bersama tersangka lainnya lalu membeli ular berbisa dan membuat reptil itu menggigit korban.  "Setelah memastikan bahwa korban sudah meninggal, mereka membawanya ke rumah sakit, di mana mereka berpura-pura sebagai kerabat korban dan mendaftarkan namanya sebagai Prabhakar Waghchoure," kata Patil.

Patil mengatakan, para pelaku mengatakan kepada pihak berwenang bahwa korban berasal dari AS dan telah tinggal di desa bersama anggota keluarganya. Mereka mendapatkan sertifikat kematian dan dokumen hukum lainnya, kemudian mengirimnya ke AS untuk mendapatkan uang asuransi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement