Senin 25 Oct 2021 21:27 WIB

Pemkot Pekalongan Dukung Siswa Jadi Agen Antiperundungan

Kasus perundungan memiliki tingkatan, yaitu ringan, sedang dan berat.

Pemkot Pekalongan Dukung Siswa Jadi Agen Antiperundungan (ilustrasi).
Foto: MGIT3
Pemkot Pekalongan Dukung Siswa Jadi Agen Antiperundungan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,PEKALONGAN -- Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mendukung program pencegahan berbasis siswa dengan mengandalkan siswa yang berpengaruh sebagai agen perubahan antiperundungan.

"Kami mengapresiasi pengukuhan agen perubahan antibullying SMP Negeri 14 agar tercipta suasana yang aman dan nyaman dalam melakukan kegiatan belajar," kata Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid pada kegiatan pengukuhan 30 siswa SMP Negeri 14 Kota Pekalongan, Senin (25/10).

Menurut dia, kegiatan Roots Dayyang sudah dilaksanakan oleh SMP Negeri 14 tersebut, jika ditindaklanjuti dan dijalankan dengan sebaik-baiknya, maka hal ini akan menjadi awal tonggak antiperundungan di lingkungan sekolah.

"Kami sudah mengukuhkan agen perubahan 'stop bullying' di SMP Negeri14, dimana perannya tidak hanya guru, komite, maupun pengajar, tetapi justru ada 30 orang siswa sebagai agen perubahan antiperundungan yang dipilih dan dipercaya oleh teman-temannya sendiri," katanya.

Afzan, yang akrab disapa Aaf, berharap pada 30 siswa yang sudah dikukuhkan sebagai agen perubahan antiperundungan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam menghentikan kasus itu di lingkungan sekolahnya.

Kasus perundungan, kata dia, memiliki tingkatan, yaitu ringan, sedang dan berat sehingga hal tersebut bisa menimbulkan trauma yang berkepanjangan bagi siswa, baik secara fisik maupun nonfisik.

"Dampak perundungan, efeknya sangat luar biasa, terlebih tingkatan yang berat yang bisa menimbulkan trauma berkepanjangan. Oleh karena, kami berharap tidak ada lagi kasus perundungan di lingkungan sekolah maupun di tempat lain," katanya.

Kepala SMP Negeri 14 Kota Pekalongan Siti Nurul Izzah mengatakan bahwa sebelumnya 30 siswa agen perubahan antiperundungan ini telah mendapat pembinaan dan pelatihan selama 10 kali pertemuan yang diselenggarakan oleh Kemdikbudristek bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Karakter (Puspeka) dan UNICEF pada program Roots Indonesia 2021.

"Program Roots Indonesia pada tahap pertama 2021 diimplementasikan pada sekolah penggerak jenjang SMP dan SMA, serta SMK pusat unggulan. Adapun SMP Negeri 14 Kota Pekalongan menjadi salah satu sekolah penggerak jenjang SMP yang mengimplementasikan program Roots Indonesia," katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement