REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan memegang presidensi Group of 20 (G20) pada 2022 mendatang. Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, mengatakan ada banyak manfaat yang didapakan dari kegiatan yang mengusung tema 'Recover Together, Recover Stronger' tersebut.
"Tiga manfaat yang didapatkan Indonesia kala ditunjuk memegang Presidensi G20 di aspek ekonomi, yaitu terbuka peluang peningkatan konsumsi domestik yang dapat dicapai Rp 1,7 triliun hanya dari penyelenggaraan kegiatan," kata Airlangga dalam sambutannya di acara webinar yang digelar Golkar Institute bertajuk 'Signifikansi Indonesia Dalam Presidensi G20 Tahun 2022', Senin (25/10).
Kemudian penambahan pendapatan diperkirakan multiplier effect-nya bisa menjadi Rp 7,4 triliun, serta terdapat pelibatan tenaga kerja sejumlah 33 ribu di berbagai sektor industri. "Untuk mendorong kepercayaan dari investor global, terutama dalam percepatan pemulihan ekonomi, tentu kita akan mendorong kemitraan yang saling menguntungkan," ujarya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu mengatakan, dalam forum G20 akan dilakukan pertemuan berjenjang dalam jalur finance track, yaitu jalur keuangan dan jalur Sherpa. Ia menjelaskan jalur keuangan fokus pada isu makro ekonomi, fiskal, moneter dan keuangan.
"Pembahasan jalur keuangan akan dilakukan dalam kelompok kerja atau working group, hingga tingkat menteri keuangan dan gubernur bank sentral," katanya.
Sementara itu jalur Sherpa akan berfokus pada pembahasan dan kerja sama di sektor riil. Antara lain pembangunan, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, energi. Kemudian lingkungan, perubahan iklim pertanian, ekonomi digital, antikorupsi, perdagangan, investasi, dan industri pariwisata, dan pemberdayaan perempuan.
Tidak hanya itu, kata kunci dari kepemimpinan Indonesia di dalam presiden G20 ini yaitu inklusivitas. Airlangga menegaskan, Indonesia tidak hanya akan memperhatikan kepentingan anggota G20, namun juga kepentingan negara-negara berkembang dan kelompok rentan.
"Ini memang DNA politik luar negeri Indonesia. Sebagaimana ketika Indonesia menjadi anggota dewan keamanan PBB, Indonesia menjembatani berbagai kepentingan negara berkembang di forum internasional," ujarnya.
"Indonesia juga memberikan perhatian besar kepada negara berkembang di Asia Afrika, dan Amerika Latin termasuk negara-negara kepulauan kecil di pasifik dan Karibia, dan kita juga merangkul keterlibatan berbagai kalangan perempuan, pemuda akademisi, dunia usaha, dan parlemen," tambah Airlangga.
Ia berharap Golkar Institute bisa mengambil peran dalam penyelengaraan G20 tahun 2022 mendatang. Para peserta pelatihan Executive Education for Young Political Leaders 4 Golkar Institute bisa menjadi pemuda-pemuda terbaik Indonesia yang berdaya saing berwawasan global melalui pelatihan dan momentum Presidensi G20.
"Diharapkan lulusan Golkar Institute bisa ikut mengambil peran-peran esensi terutama dalam memberikan perhatian khusus dalam isu-isu yang berkaitan dengan isu ekonomi global," tuturnya.