Senin 25 Oct 2021 19:19 WIB

Mentan Ajak Bersiap Hadapi Pemanasan Global

Sektor pertanian selama ini telah mampu bertahan bahkan menjadi penyangga utama

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Gita Amanda
Mentan Syahrul Yasin Limpo saat menghadiri peringatan Hari Pangan Sedunia ke-41, di Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Senin (25/10).
Foto: Kementan
Mentan Syahrul Yasin Limpo saat menghadiri peringatan Hari Pangan Sedunia ke-41, di Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Senin (25/10).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mengingatkan tantangan dalam bidang pertanian akan semakin besar seiring terjadinya pemanasan global. Untuk itu, berbagai persiapan harus dilakukan.

"Tantangan kita masih sangat panjang. Besok, kita menghadapi climate change, pemanasan global, gunung es yang mencair, permukaan air yang naik dan anomali cuaca yang sangat ekstrim,’’ ujar Syahrul, saat menghadiri peringatan Hari Pangan Sedunia ke-41, di Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Senin (25/10).

Baca Juga

Syahrul mengatakan, dampak dari anomali cuaca dan pemanasan global sudah mulai dirasakan. Salah satunya berupa banjir di berbagai tempat. Meski banjir terjadi, lanjut Syahrul, ancaman krisis air juga mengancam. Hal itupun telah dibicarakan di forum G20.

Syahrul pun mengingatkan para dirjen dan sekjen di Kementerian Pertanian untuk tidak berpuas diri karena telah melewati pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir. Dia meminta jajarannya itu untuk bekerja keras menyiapkan ancaman krisis air yang akan terjadi.

"Jangan bayangkan air ada dimana-mana seperti hari ini. Bisa saja air ini hilang. Kalau begitu Pak Dirjen, Pak Sekjen, di Hari Pangan Sedunia ini, siapkan air itu. Mainkan teknologi yang ada untuk menghadirkan dan mempersiapkan air di saat dia ada dan tidak menghambur-hamburkan air di saat kita kekeringan,’’ tegas Syahrul.

Syahrul pun berharap agar para kepala daerah, baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi, untuk memikirkan tentang keberadaan embung dan irigasi. Mereka juga diminta untuk terus mendukung sektor pertanian agar mampu memberikan pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat.

Kepada masyarakat, Syahrul meminta agar mereka memanfaatkan pekarangan masing-masing dengan menanam tanaman. "Kita butuh tanaman yang bisa mengikat tanah dan menyimpan air. seperti pisang, jeruk, kelapa, kopi  dan lainnya. Kita tidak boleh menunggu,’’ tukas Syahrul.

Syahrul menambahkan, dalam upaya menghadapi tantangan tersebut, dibutuhkan pula peran teknologi. Begitu pula riset, untuk menghsilkan varietas yang tahan terhadap cuaca apapun. "Ini harus jadi upaya bersama untuk mengantisipasi global warming dan climate change,’’ tutur Syahrul.

Lebih lanjut Syahrul mengatakan, sektor pertanian selama ini telah mampu bertahan bahkan menjadi penyangga utama dalam menghadapi pandemi Covid-19. Bahkan, pertanian menjadi satu-satunya sektor yang terus tumbuh di masa pandemi Covid-19.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) selama 2020, sektor pertanian menunjukkan kinerja yang mengembirakan. Pada triwulan II 2020, PDB sektor pertanian tumbuh 16,24 persen q-to-q. Begitupun pada triwulan III dan IV, PDB pertanian tumbuh masing-masing 2,15 persen dan 2,59 persen y-on-y dan mampu menjadi penyelamat memburuknya resesi ekonomi nasional.

Demikian juga memasuki triwulan II 2021, PDB sektor pertanian masih konsisten tumbuh positif sebesar 12,93 persen (q to q).

Hal yang sama terjadi pada ekspor produk pertanian. Selama Januari-Desember 2020, nilai ekspor produk pertanian mencapai Rp 451,8 triliun. Besaran itu meningkat 15,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 390,2 triliun.

Peningkatan ekspor berlanjut memasuki periode Januari-September 2021, dimana ekspor pertanian mencapai Rp 450 triliun. Besaran itu tumbuh 45,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020, yang nilai ekspornya mencapai Rp 309,58 triliun.

"Apa artinya ini? Kita memperingati Hari Pangan Sedunia dengan rasa syukur kepada Allah SWT dan terima kasih kepada para petani dan mereka yang menggerakkan semua petani dalam menghadapi tantangan apapun, untuk mempersiapkan makan bagi 273 juta orang,’’ kata Syahrul.

Sementara itu, Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Rajendra Aryal, mengungkapkan, pemerintah Indonesia telah menunjukkan upaya luar biasa untuk mengatasi dampak negatif pandemi terhadap mata pencaharian masyarakat. Ketahanan Indonesia di sektor pertanian, ditunjukkan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang meningkat meskipun ekonomi melambat akibat pandemi Covid-19.

"Capaian ini tercermin dalam tema nasional tahun ini yaitu Pertanian Meningkat, Pangan Cukup di Tengah Krisis dan Pandemi Global,’’ tandas Rajendra, saat menghadiri peringatan Hari Pangan Sedunia ke-41 secara virtual.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement