Senin 25 Oct 2021 13:42 WIB

JK: Kemenag Bukan Hadiah untuk NU Saja

Kemenag bukan hadiah tapi keharusan untuk melindungi semua umat agama di Indonesia

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla
Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla membantah pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut Kementerian Agama merupakan hadiah untuk Nahdatul Ulama (NU) saja. JK menegaskan, lembaga Kemenag bukanlah hadiah tapi sebuah keharusan untuk melindungi semua umat agama di Indonesia

“Itu bukan hadiah. Itu adalah keharusan karena kita negeri ini berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Hingga tentu semua agama sangat penting untuk dilindungi,” kata JK dalam siaran persnya usai melantik pengurus PMI Propinsi Sumatera Utara di Rumah Jabatan Gubernur Sumut, Senin (25/10).

Karena itu, ia tidak sependapat dengan pernyataan Menag tersebut. “Jadi bukan hanya NU tapi semua agama dan semua organisasi keagamaan itu yang dinaungi pemerintah lewat Kementerian Agama,” kata Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 tersebut.

Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut menyebut Kementerian Agama merupakan 'hadiah negara' untuk Nahdlatul Ulama atau NU. Gus Yaqut menegaskan itu dalam acara Webinar Internasional yang digelar RMI-PBNU dan diunggah di akun YouTube TVNU pada Rabu lalu.

Pernyataan kontroversial itu berawal adanya perdebatan kecil di kementerian ketika mendiskusikan soal Kementerian Agama. Gus Yaqut memiliki keinginan untuk mengubah logo atau tagline Kementerian Agama 'Ikhlas Beramal'. Sebab Gus Yaqut menilai, tidak ada yang ditulis melainkan dalam hati “Ikhlas kok ditulis, ya ini menunjukkan nggak ikhlas," kata Gus Yaqut.

Perdebatan kemudian berlanjut menyoal sejarah asal usul Kementerian Agama. Gus Yaqut menyebut tentang ustaz yang ketika itu tidak setuju jika Kementerian Agama harus menaungi semua agama.

"Ada yang tidak setuju, 'Kementerian ini harus Kementerian Agama Islam' karena Kementerian agama itu adalah hadiah negara untuk umat Islam. Saya bantah, bukan, 'Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU', 'bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU'. Nah, jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama karena hadiahnya untuk NU," kata Gus Yaqut.

Gus Yaqut juga menjelaskan terkait sejarah berdirinya Kementerian Agama karena pencoretan tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Menurutnya, tokoh-tokoh NU ketika itu berperan penting sebagai juru damai usai tujuh kata yakni 'Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya' dihapus dalam Piagam Jakarta.

"Yang usulkan itu jadi juru damai atas pencoretan itu Mbah Wahab Chasbullah. Kemudian lahir Kemenag karena itu," ujarnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement