Senin 25 Oct 2021 13:12 WIB

Pengamat: PDIP Cenderung Usung Puan sebagai Capres

PDIP akan berupaya mendongkrak popularitas Puan, di antaranya melalui baliho.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) dan Ketua DPP Bidang Pemerintahan dan Pertahanan Keamanan Puan Maharani (kiri)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) dan Ketua DPP Bidang Pemerintahan dan Pertahanan Keamanan Puan Maharani (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego berpendapat PDIP memiliki kecenderungan akan mengusung Ketua DPR Puan Maharani pada Pemilu 2024 meski elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menguat. Apalagi, ia mengatakan, Megawati Soekarnoputri memiliki hak prerogatif dalam pencalonan presiden dari PDIP.

"Kalau mencerna pandangan orang-orang Megawati itu, mereka lebih prefer untuk mendorong Puan menjadi calon presiden (capres). Jadi, PDIP hanya mencalonkan Puan karena bagaimanapun dia anak Ketua Umum yang merupakan tokoh sentral PDI-P," ujarnya saat dihubungi Republika, Senin (25/10).

Baca Juga

Indria memperkirakan, hingga menjelang pengusungan capres 2024, PDIP akan berupaya mendongkrak popularitas Puan. Langkah itu di antaranya melalui baliho Kepak Sayap Kebhinekaan seperti beberapa waktu lalu. 

Ia mengatakan, langkah ini memang belum berhasil mendongkrak popularitas Puan. Saat ini, elektabilitas Puan masih di bawah Ganjar. Namun, PDIP akan berupaya membangun simpati dan dukungan publik untuk Puan. 

Selain itu, ia mengatakan, PDIP tidak bergegas mengumumkan capresnya berdasarkan survei yang masih bisa berubah. "Kalau sekarang ada survei, pekan depan pasti ada perubahan. Apalagi pilpres 2024 masih 2 tahun lebih," katanya.

Menurut Indria, upaya menjatuhkan Ganjar bakal sulit dilakukan karena gubernur Jawa Tengah itu tidak memiliki sisi negatif. "Tetapi dalam politik ada berbagai macam cara dan kemungkinan kan. Jadi, ada kemungkinan Ganjar mendapatkan black campaign atau dijatuhkan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement