Senin 25 Oct 2021 07:52 WIB

4 Kondisi Batin yang Mudahkan Bangun Malam untuk Beribadah

Ada banyak rahmat Allah SWT bagi orang-orang yang beribadah di waktu malam.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
4 Kondisi Batin yang Mudahkan Bangun Malam untuk Beribadah
Foto: republika
4 Kondisi Batin yang Mudahkan Bangun Malam untuk Beribadah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bangun malam untuk beribadah mungkin susah dilakukan oleh sebagian besar umat Muslim. Padahal, ada banyak rahmat Allah SWT yang dilimpahkan kepada orang-orang yang terjaga di waktu malam.

Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya bangun malam untuk beribadah, misalnya menunaikan sholat dua rakaat. Namun, bangun malam ini memang sulit dilakukan.

Baca Juga

Bagaimana agar menjadi mendapat kemudahan? Imam al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya Ulumiddin: Rahasia Ibadah terjemahan dari Republika Penerbit, menjelaskan ada empat kondisi yang memudahkan bangun malam.

Pertama, hendaknya seorang Muslim menjaga hati terhindar dari sifat dengki dan benci kepada kaum Muslim, dari perbuatan bid'ah, dan dari berlebih-lebihan memikirkan dunia.

Imam al-Ghazali memaparkan, siapa saja yang terlalu sibuk mengejar kemegahan duniawi dan lebih mementingkan urusan duniawi, maka ia akan mendapatkan kesulitan bangun malam lalu beribadah dan sholat malam. Bahkan, sekalipun orang yang seperti itu bangun malam lalu sholat, pikiran dan hatinya terpaku pada urusan dunia.

Kedua, hendaknya memelihara dengan ketat rasa takut kepada Allah SWT dan memperkecil harapan yang tidak berdasar. Misalnya ketika seorang Muslim berpikir keras tentang neraka Jahanam dan huru-hara akhirat, maka ia akan mengurangi tidur, bahkan sulit tidur. Rasa takut terhadap azab neraka pun hadir ke dalam relung sanubarinya.

Ketiga, hendaknya mengetahui keutamaan bangun malam dan sholat malam dan berharap akan meraih pahala dengan itu. Ada sejumlah dalil yang menunjukkan keutamaan bangun malam untuk beribadah.

Selain sholat wajib pada awal malam, yakni sholat Isya, Allah SWT mengimbau umatnya bangun pada sepertiga malam terakhir. "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. Sementara, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap." (QS As-Sajadah ayat 16).

Keempat, hendaknya cinta kepada Allah SWT dan iman yang teguh menjadi tenaga pendorong yang besar untuk bangun malam dan sholat malam. Sholat malam bukan berarti apa-apa selain berkomunikasi dengan Allah 'azza wa jalla.

photo
Infografis Keutamaan Sholat Tahajud - (Republika.co.id)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement