Ahad 24 Oct 2021 20:18 WIB

Myanmar Janji Lebih Koperatif Soal Rencana Perdamaian ASEAN

Junta militer Myanmar berjanji akan kooperatif soal rencana perdamaian ASEAN.

FILE - Dalam foto arsip 15 Februari 2021 ini, para pengungsi Rohingya menuju ke pulau Bhasan Char bersiap untuk menaiki kapal angkatan laut dari kota pelabuhan Chattogram di tenggara, Bangladesh. Pihak berwenang di Bangladesh pada Selasa, 10 Agustus 2021, mulai memvaksinasi pengungsi Rohingya terhadap virus corona untuk pertama kalinya di kamp-kamp besar tempat lebih dari 1 juta pengungsi dari negara tetangga Myanmar telah ditampung, kata para pejabat dan badan pengungsi PBB.
Foto: AP/RAJIB RAIHAN
FILE - Dalam foto arsip 15 Februari 2021 ini, para pengungsi Rohingya menuju ke pulau Bhasan Char bersiap untuk menaiki kapal angkatan laut dari kota pelabuhan Chattogram di tenggara, Bangladesh. Pihak berwenang di Bangladesh pada Selasa, 10 Agustus 2021, mulai memvaksinasi pengungsi Rohingya terhadap virus corona untuk pertama kalinya di kamp-kamp besar tempat lebih dari 1 juta pengungsi dari negara tetangga Myanmar telah ditampung, kata para pejabat dan badan pengungsi PBB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Junta militer Myanmar berjanji akan bertindak kooperatif dalam melaksanakan rencana perdamaian yang disepakatinya dengan ASEAN.Janji tersebut diutarakan Myanmar kendati negara itu mendapat teguran keras dari ASEAN, yang telah memutuskan menolak kehadiran pemimpin junta pada KTT ASEAN pekan ini.

Dalam pengumuman yang disampaikan media negara, Minggu, junta mengatakan pihaknya menjunjung prinsip hidup berdamping dengan negara-negara lain.Junta juga menyatakan akan bekerja sama dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara itu dalam menindaklanjuti lima butir "konsensus" yang mereka sepakati pada April.Konsensus itu didukung oleh China dan negara-negara Barat.

Baca Juga

Para menteri luar negeri ASEAN pada 15 Oktober menolak kehadiran Ming Aung Hlaing, pemimpin militer Myanmar yang melakukan kudeta pada 1 Februari, karena dianggap gagal melaksanakan rencana perdamaian yang telah disepakati.Konsensus mencakup penghentian permusuhan, membuka dialog, memberi akses bagi bantuan kemanusiaan, serta memberi akses penuh di Myanmar bagi utusan khusus ASEAN.

Junta pada Jumat (22/10) malam memukul balik dengan menuduh ASEAN melanggar prinsip-prinsip soal konsensus dan soal sikap tidak mencampuri urusan dalam negeri para anggotanya.Junta menolak menyetujui pengiriman perwakilan politik dari Myanmar selain Min Aung Hlaing.Ketua ASEAN saat ini, Brunei, belum mengomentari penolakan tersebut.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement