Ahad 24 Oct 2021 12:58 WIB

'Bisnis Paling Baik yang Dimulai dan Dilakukan'

Seorang wirausaha hendaknya paham betul siapa konsumennya dan apa kebutuhan mereka.

Rep: My38/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Bisnis Rintisan atau Startup
Foto: pixabay
Ilustrasi Bisnis Rintisan atau Startup

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Di era industri 4.0, pemasaran digital (digital marketing) menjadi pintu sekaligus jalan bagi sebuah usaha merek agar dapat berkembang. Sehingga dibutuhkan kunci bagi pebisnis agar bisa menjadi juara di era Industri 4.0 yakni dengan melakukan pemikiran digital dalam segala aspek kehidupan termasuk bisnis dan industri.

Menurut pemilik Pamella Group Noor Liesnani Pamella, bisnis yang paling baik adalah bisnis yang segera dimulai dan dilakukan. "Di antara filosofi kami di antaranya "ojo gawe konsumen kecelik" dan "ojo jeleh sinau bisnis"," ujar Pamela saat memberikan materi pengantar pada Webinar Digital Marketing yang dilaksanakan oleh Bank Syariah BDS dengan tema "Optimalisasi Digital Marketing Untuk Dongkrak Omset Penjualan", Sabtu (23/10)

Pamella menjelaskan, berangkat dari kedua filosofi tersebut seorang wirausaha hendaknya paham betul siapa konsumennya dan apa kebutuhan mereka. Di samping itu, belajar bisnis tidak boleh berhenti, bisa dari siapa saja, tentang isu apa saja, di mana saja, dan sampai kapan pun sepanjang usaha itu dapat bermanfaat.

Pada tahap pembukaan materi , Dosen Jualan, Suryadin Laoddang mengatakan jika kita ingin menjadi pengusaha yang sukses maka kita harus mempelajari bagaimana cara gagalnya, kapan gagalnya, dan apa yang menyebabkan kegagalan itu terjadi. "Dengan memahami letak kegagalan seorang pengusaha, maka akan mengangkat waktu periode kegagalan yang kita jalankan," ujar Suryadin.

Bagi para pebisnis yang baru memulai. maka ia menyarankan untuk menggunakan pemasaran digital dengan tujuan menyebar brosur  dan mempromosikan produk di media sosial. Pada fase pebisnis yang sedang tumbuh (grow up), maka metode pemasaran digital yang gampang adalah dengan menggunakan iklan berbayar.

Suryadin juga meminta agar pebisnis tidak mudah terpuruk dan menjadikan alasan pandemi Covid-19 sebagai penghalang usahanya. Hal itu disebabkan bulan Februari  2022 nanti akan menjadi puncak serta ladang bagi pebisnis untuk menaikan omzet penjualan.

"Apabila pandemi tidak kembali muncul menjadi gelombang ketiga, maka masyarakat akan terus menikmati masa uforia ini pada bulan Oktober, November, dan Desember. Pada masa tersebut masyarakat telah menghabiskan uangnya untuk berbelanja dan berlibur, sehingga pada bulan Januari nani akan terjadi masa hibernasi," kata Suryadin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement