Kamis 21 Oct 2021 15:45 WIB

AS: KTT ASEAN tanpa Myanmar, Signifikan Tapi Belum Cukup

Menolak kehadiran Min Aung Hlaing pada KTT adalah langkah besar yang ditempuh ASEAN.

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Seorang aktivis memegang potret Panglima Tertinggi Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing yang rusak saat rapat umum menentang kudeta militer di Jakarta, Indonesia, Sabtu, 24 April 2021. Menolak kehadiran Min Aung Hlaing pada KTT adalah langkah besar yang ditempuh ASEAN.
Foto: AP Photo/Tatan Syuflana
Seorang aktivis memegang potret Panglima Tertinggi Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing yang rusak saat rapat umum menentang kudeta militer di Jakarta, Indonesia, Sabtu, 24 April 2021. Menolak kehadiran Min Aung Hlaing pada KTT adalah langkah besar yang ditempuh ASEAN.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menganggap keputusan ASEAN untuk mengecualikan pimpinan Myanmar dari KTT kawasan sangat signifikan. Akan tetapi masih banyak yang dilakukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh negara tersebut pascakudeta militer 1 Februari, kata pejabat senior AS.

"Ini mencerminkan sebuah langkah yang sangat signifikan," kata Edgard Kagan, direktur senior untuk Asia Timur dan Oseania di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih pada acara yang digelar lembaga kajian Center for Strategic and International Studies (CSIS), di Washington, Rabu (20/10).

Baca Juga

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yang beranggotakan 10 negara, pekan lalu memutuskan untuk mengundang perwakilan nonpolitik Myanmar ke KTT ASEAN pada 26-28 Oktober. Keputusan itu merupakan penghinaan bagi pemimpin militer Myanmar Min Aung Hlaing. Namun menurut Kagan, langkah ASEAN itu tidak cukup.

"Jelas, menurut kami ini tidak cukup, dan menyelesaikan tantangan yang ditimbulkan oleh kudeta di Myanmar, serta kesulitan-kesulitan luar biasa yang kini dihadapi oleh rakyat di Myanmar akibat kudeta membutuhkan upaya yang lebih luas dan saya rasa lebih efektif," jelasnya.

Kagan tidak menyebutkan secara spesifik langkah-langkah yang dimaksud. Menolak kehadiran Min Aung Hlaing pada KTT merupakan langkah besar yang ditempuh ASEAN. Negara-negara anggota perhimpunan itu selama ini menganut kebijakan untuk tidak ikut campur urusan satu sama lain. Mereka juga enggan menerapkan sanksi dan tindakan-tindakan lainnya untuk mengisolasi Myanmar.

Kagan menilai membahas isu yang dihadapi Myanmar butuh kerja sama antara negara-negara ASEAN serta mitra asing. "Sangat jelas bahwa ini bukanlah situasi yang akan membaik dengan sendirinya," ucap Kagan.

Ia menambahkan bahwa AS akan bekerja sama dengan ASEAN mengenai isu tersebut. "Terlihat bahwa muncul frustrasi yang berkembang di kawasan karena situasi di Myanmar, kekhawatiran pun ikut berkembang. Faktanya adalah kualitas pemerintahan di Myanmar anjlok, bahwa rakyat Myanmar sedang menghadapi tantangan yang luar biasa," paparnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement