Rabu 20 Oct 2021 21:36 WIB

Laba Naik 365%, Kinerja BUMN di Bawah Erick Thohir Membaik

Kenaikan kinerja karena faktor perbaikan pengelolaan & sektor komoditas yang membaik.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membaik di semester I-2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini terlihat dari kenaikan laba bersih korporasi pelat merah yang mencapai 356 persen sepanjang semester I-2021 dibandingkan semester I-2020.

Ekonom yang juga pengajar Perbanas Institut, Piter Abdullah, menilai salah satu yang mendorong kinerja perusahaan BUMN makin baik karena didukung beberapa faktor. Antara lain perbaikan harga komoditas, penanganan pandemi yang semakin baik, juga peningkatan di sektor kesehatan, telekomunikasi, yang berujung pada kenaikan kinerja. Misal BUMN sektor tambang, kinerja makin baik didorong kenaikan harga komoditas.

"Perkiraan saya kenaikan laba BUMN lebih disumbang oleh BUMN bank pemerintah, Pertamina, Telkom, dan BUMN kesehatan," ujar Piter, kepada media, Senin (19/10).

Pada semester I-2020, laba bersih BUMN tercatat Rp 5,77 triliun. Angkanya kemudian meningkat menjadi Rp 26,35 triliun pada Januari-Juni 2021. Kinerja baik ini tentu menjadi salah satu bukti, program perusahaan plat merah berhasil sekaligus juga diharapkan semakin membuat lapangan pekerjaan semakin banyak. Semakin untung semakin besar peluang melebarkan bisnis.

Piter menilai, kenaikan kinerja selain karena faktor perbaikan pengelolaan, juga didorong sektor komoditas yang membaik di masa pandemi. Ia yakin dengan perbaikan maka BUMN akan mempertahankan kinerja. Meski dia juga berpendapat masih ada beberapa BUMN yang perlu diperbaiki.

"Termasuk juga indikator-indikator penyediaan lapangan kerja, dan sumbangsih terhadap kesejahteraan masyarakat. Mungkin yang paling bisa diapresiasi walaupun labanya tidak ada adalah progtram BBM satu harganya Pertamina serta keberhasilan BUMN Karya membangun berbagai infrastuktur," kata Piter

Kenaikan laba bersih BUMN yang mencapai 356 persen sepanjang semester I-2021 dibandingkan semester I-2020 tentu bisa dibaca ada perbaikan. Namun catatan itu juga jadi tantangan apakah akan terus mampu dipertahankan mengingat perbaikan kinerja lebih disokong perbaikan harga komoditas.

"Kenaikan itu bersifat adhoc karena kenaikan harga komoditas, karena adanya pandemi.  Ketika harga komoditas turun, pandemi sudah usai, keuntungan BUMN bisa saja akan kembali turun," ucapnya.

Menurut dia, manfaat BUMN bagi masyarakat bukan dari keuntungan tetapi lebih dari perbaikan pelayanan. Bahkan ketika BUMN merugi bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. Contohnya program BBM satu harga.

"Program ini program rugi bagi Pertamina, tapi sangat bermanfaat bagi masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement