Rabu 20 Oct 2021 19:02 WIB

Dewaweb Lengkapi Proteksi dengan Cloudflare Magic Transit

DDoS atau DDoS Attack adalah serangan yang sering digunakan peretas (hacker).

Hacker (Ilustrasi)
Foto: Flickr
Hacker (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bukan hal mudah bagi pengusaha kecil untuk menyadari keberadaan serangan yang mengancam di internet, seperti serangan DDoS (Distributed Denial of Service). Menyadari pentingnya proteksi anti DDoS, Dewaweb mulai menggunakan teknologi Cloudflare Magic Transit untuk seluruh pelanggannya.

DDoS atau DDoS Attack adalah serangan yang sering digunakan peretas (hacker) karena dapat menginterupsi hingga ke infrastruktur penting. Ketika mengalami serangan DDoS, server atau website akan mengalami down time hingga berpengaruh pada pendapatan bisnis. Proteksi anti DDoS pum dikabarkan menjadi salah satu agenda utama Presiden Joe Biden untuk keamanan nasional di Amerika Serikat (AS).

Selain memengaruhi keamanan suatu negara hingga pendapatan bisnis, serangan DDoS juga dapat berpengaruh pada penurunan produktivitas bisnis, merusak reputasi jenama hingga performa jaringan yang akan terus menurun. Hal ini tentunya dapat menjadi sebuah ketakutan bagi pemilik bisnis yang juga memanfaatkan website untuk menjalankan bisnis mereka.

Berdasarkan data dari Cloudflare, per kuartal kedua tahun 2021, layanan konsumen adalah industri yang paling rentan terkena serangan DDoS, diikuti oleh administrasi pemerintah, kemudian pemasaran dan periklanan. Jaringan cloud Dewaweb di Indonesia dan Singapura pun turut mengalami peningkatan jumlah serangan DDoS sejak dua tahun terakhir hingga cukup mengganggu dan menimbulkan keresahan.

Berakar dari permasalahan ini, Dewaweb memutuskan untuk memberikan perlindungan atau proteksi anti DDoS terbaik menggunakan Cloudflare Magic Transit untuk semua pelanggan cloud hosting dan cloud server (VPS) di jaringan Indonesia dan Singapura. Tindakan ini berpengaruh pula pada peningkatan performa jaringan Dewaweb karena terkoneksi langsung dengan jaringan Cloudflare di 200 kota dan 100+ negara. 

Layanan yang tidak dipungut biaya tambahan ini memiliki kapasitas bandwidth untuk mitigasi DDoS sebesar 90 Tbps (Terabits per second). CEO Dewaweb, Edy Budiman, menyatakan, jaringan Dewaweb hanya memerlukan waktu kurang dari tiga detik untuk mendeteksi dan menangkal serangan DDoS yang menyasar website dan server pelanggannya. Ia menjelaskan, kerja sama Dewaweb dengan Cloudflare difokuskan pada edukasi pengguna mengenai keamanan serta integrasi produk. 

“Kemitraan kami dengan Cloudflare sangat strategis dan berfokus pada edukasi pengguna dan integrasi produk. Kami juga ingin mengintegrasikan Cloudflare ke dalam layanan SaaS (Security-as-a-Service) sebagai layanan baru yang ditujukan pada pasar bisnis,” kata dia, di Jakarta, Kamis (20/10).

Tak hanya meningkatkan keamanan dan kualitas jaringan, kata dia, tim Network Operations Center (NOC) dan Security Operations Center (SOC) Dewaweb juga dapat bekerja lebih efektif dan efisien dalam melakukan monitoring dan mitigasi terhadap serangan DDoS yang berbahaya. 

"Saat ini, Dewaweb masih menjadi penyedia web hosting karya anak bangsa pertama yang memberikan proteksi anti DDoS terbaik seperti ini tanpa biaya tambahan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement