Selasa 19 Oct 2021 20:35 WIB

Memaknai Maulid Nabi Muhammad

Maulid Nabi Muhammad momentum untuk meneladani Nabi.

Rep: Ratna ajeng tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
Memaknai Maulid Nabi Muhammad. Foto:   Peringatan Maulid Nabi SAW, ilustrasi
Foto: Tahta/Republika
Memaknai Maulid Nabi Muhammad. Foto: Peringatan Maulid Nabi SAW, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Memperingati  kelahiran  Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, jadikan momentum bersejarah itu  bagi umat muslim menjadikan Baginda Rasul sebagai Uswah Hasanah dalam seluruh kehidupan. Nabi adalah sosok utama dari praktik luhur ajaran akhlak mulia  dan penebar rahmat bagi semesta alam. 

"Ketika kaum muslimin merayakan dan memperingati milad atau kelahiran Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam dalam tradisi maulid, maka pertama bagi kaum muslim sebagai mayoritas penduduk di negeri ini, mari kita praktekkan Islam sebagai agama rahmat semesta alam yang menebar kebaikan, keluhuran, perdamaian, persatuan dan nilai-nilai utama dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangasa dan kemanusiaan di ranah global,"ujar dia kepada Republika, Selasa (19/10).

Baca Juga

Kedua, agar umat Islam  membangun peradaban mulia sesuai risalah Nabi Muhammad. Prof Haedar meyakini ketika kaum muslimin menjadi umat yang berada di garda depan dalam mewujudkan nilai-nilai kebaikan, keluhuran, kebenaran, keadilan, kesatuan dan keutamaan dalam kehidupan, maka otomatis kaum muslim menjadi pengikut Nabi Muhammad yang meniru dan meneladani uswah hasanah. 

Nabi selama 23 tahun berhasil membangun bangsa Arab yang mulanya jahiliyah menjadi bangsa yang berperadaban maju dan mencerahkan sebagaimana tercermin dalam simbol Al-Madinah Al-Munawwarah. Sehingga Islam tampil menjadi suluh peradaban utama di dunia selama lebih enam abad di era kejayaan Islam. 

"Era keemasan Islam itu harus menjadi inspirasi bagi umat Islam saat ini ketika memperingati kelahiran Nabi, bukan sekadar seremonial,"tutur dia.

Ketiga, mempraktikkan Islam sebagai kanopi suci kehidupan yang serba baik, luhur, dan membawa kebahagiaan sejati hidup di dunia dan akhirat. Sifat utama dalam diri Nabi Muhammad seperti penyebar perdamaian, pemersatu umat, dan penyebar nilai luhur yang beriringan antara nilai Ilahiyah dan kemanusiaan menurut Haedar wajib ditampilkan oleh umatnya harus dipraktikkan kaum muslimin saat ini.

Kehadiran kaum muslim dalam keragamannya maupun umat beragama pada umumnya tentu harus menjadi kekuatan yang menjadi kanopi suci, menjadi peneduh, pendamai, pemersatu, sekaligus juga mengantarkan bangsa ini dalam keragaman menjadi bangsa yang berkemajuan dengan nilai-nilai luhur itu. Sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar, bersaing, dengan bangsa lain, berkemajuan dengan nilai-nilai utama agama, Pancasila dan kebudayaan luhur bangsa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement