Senin 18 Oct 2021 15:00 WIB

Motor Listrik Dinilai Bisa Kurangi Beban Bumi

Saat ini motor listrik masih terkendala harga yang cukup tinggi.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang mahasiswa Universitas Budi Luhur mengendarai motor listrik BL-SEVO1 di Mataram, NTB, Sabtu (2/10/2021). Universitas Budi Luhur berhasil melakukan test ride dan test riset motor listrik Budi Luhur - Sport Electric Vehicle 01 (BL-SEV01) karya dosen dan mahasiswa serta memecahkan rekor motor listrik pertama karya anak bangsa yang touring sejauh 1.340 km dari Jakarta menuju Mandalika Lombok.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Seorang mahasiswa Universitas Budi Luhur mengendarai motor listrik BL-SEVO1 di Mataram, NTB, Sabtu (2/10/2021). Universitas Budi Luhur berhasil melakukan test ride dan test riset motor listrik Budi Luhur - Sport Electric Vehicle 01 (BL-SEV01) karya dosen dan mahasiswa serta memecahkan rekor motor listrik pertama karya anak bangsa yang touring sejauh 1.340 km dari Jakarta menuju Mandalika Lombok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sepeda motor listrik adalah salah satu transportai ramah lingkungan yang terus dikembangkan. Pengembangan motor listrik ini juga mendapat dukungan dari Ikatan Motor Indonesia (IMI).

Ketua Umum  IMI, Bambang Soesatyo mengatakan, penerapan motor listrik tentu memberikan dampak yang cukup masif dalam sejumlah aspek.

Baca Juga

"Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 147 juta unit motor. Tentu ini berpengaruh terhadap polusi dan besaran subsidi bahan bakar. Oleh karena itu, pengembangan motor listrik merupakan perjuangan dalam mengurangi beban bumi dan beban negara," kata Bambang Soesatyo saat memberikan sambutan dalam perayaan Welcoming Back sepeda motor listrik BL-SEV01 di Universitas Budi Luhur (UBL), Jakarta beberapa waktu lalu.

IMI juga ingin memberikan kontribusi lewat dorongan pengembangan motor listrik yang dilengkapi dengan uji tipe di Kementerian Perhubungan. Dengan begitu, setiap motor listrik yang dihadirkan mampu jadi kendaraan yang aman dalam segala kondisi terutama saat terjadi kecelakaan atau kebakaran.

Di satu sisi, ia juga menyadari saat ini motor listrik masih terkendala harga yang cukup tinggi. Tapi, ia meyakini nantinya harga itu bisa terus ditekan karena Indonesia memiliki potensi untuk jadi negara produsen baterai sehingga kendaraan listrik tak lagi mengandalkan impor.

Dalam perayaan welcoming back untuk motor yang baru saja selesai melakukan perjalanan Jakarta-Mandalika itu, Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti, Kasih Hanggoro menekankan agar potensi pasar kendaraan listrik bisa dioptimalkan dengan baik.

"Indonesia jangan hanya jadi penonton. Ini saatnya untuk ikut berperan. Meski dimulai dari hal kecil tapi itu tetap lebih baik dari pada tidak memberikan peran sama sekali," ujarnya.

Prinsip itulah yang membuat UBL terdorong untuk memberikan kontribusi sebaik mungkin untuk Indonesia lewat pengembangan kendaraan listrik. Ia pun meyakini, lewat sinergi berbagai pihak mulai dari pemerintah, perusahaan dan universitas maka Indoensia bisa bangkit jadi negara yang lebih maju.

Sepeda motor listrik terbaru yang tengah dikembangan oleh UBL sendiri merupakan sepeda motor dengan nama BL-SEV01 atau singkatan dari Budi Luhur-Sport Electric Vehicle 01. Dengan mengandalkan motor listrik BLDC 96 Volt berkemampuan 22 daya kuda, baterai 48Ah dan controller 96 Volt 200 Ampere, UBL mencatat bahwa BL-SEV01 mampu mengantongi daya jelajah hingga 140 kilometer.


Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement