Senin 18 Oct 2021 08:22 WIB

Dosen SV IPB University Lakukan Pemberdayaan Perempuan 

Pemberdayaan  dilaksanakan melalui pelatihan kewirausahaan dan digital marketing.

Dosen Sekolah Vokasi  IPB University melakukan pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kewirausahaan dan digital marketing.
Foto: Dok IPB University
Dosen Sekolah Vokasi IPB University melakukan pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kewirausahaan dan digital marketing.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dosen Mengabdi IPB University melaksanakan sosialisasi  kewirausahaan dan digital marketing di Kampung Cibanteng Agathis, Desa Cihideung Ilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, pekan lalu. Bentuk kewirausahaan yang ditawarkan adalah memanfaatkan minyak jelantah menjadi sabun maupun lilin. Sosialiasi yang dilakukan secara offline ini dihadiri sedikitnya 17 ibu-ibu PKK di kampung tersebut.

Pembicara dalam sosialisasi tersebut adalah Silvia Dewi Sagita Andik, Beata Ratnawati, dan Ayutyas Sayekti yang merupakan dosen IPB University dari Sekolah Vokasi.

Beata Ratnawati, dosen IPB University dari Program Studi Teknik dan Manajemen Lingkungan mengatakan, sosialisasi kewirausahaan ini dilakukan dalam rangka membantu pemulihan ekonomi masyarakat setempat akibat pandemi Covid-19. Ia menyebut, salah satu jenis usaha yang bisa dilakukan adalah dengan mengolah minyak jelantah menjadi sabun maupun lilin.

“Kegiatan mengolah sabun dari minyak jelantah, selain merupakan kegiatan recycle dan pelestarian lingkungan, juga dapat memberikan tambahan penghasilan untuk ibu-ibu dari limbah rumah tangga yang dihasilkan setiap harinya,” tambah Beata Ratnawati dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Ia juga menjelaskan, sosialisasi ini diadakan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan masyarakat dalam berwirausaha. Tidak hanya itu, sosialisasi ini juga bertujuan meningkatkan kualitas perempuan agar dapat bekerja secara mandiri sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga, serta peduli terhadap pelestarian lingkungan di Desa Cibanteng.

“Minyak jelantah sebagai limbah rumah tangga selalu dibuang  langsung ke tanah maupun air. Padahal perilaku ini dapat mencemari lingkungan dan dapat mengubah kualitas tanah dan air,” kata Beata Ratnawati.

Ia pun menyebut, minyak jelantah ini dapat membuat tanah menjadi kering dan tidak subur. Selain itu, cemaran minyak jelantah juga merusak ekosistem tanah, sedangkan air yang tercemar dapat mempengaruhi kualitas air.

Oleh karena itu, katanya, perlu adanya upaya pencegahan dan pengelolaan dengan mengolah minyak jelantah menjadi sabun maupun lilin. Dengan demikian, minyak jelantah dapat digunakan dan bermanfaat. Tidak hanya itu, kegiatan mengolah minyak jelantah dapat menjadi salah satu alternatif untuk menambah penghasilan.

Sementara itu, Ayutyas Sayekti, mengatakan bahwa sabun dari hasil olahan minyak jelantah dapat dipasarkan dengan media digital marketing atau internet. Digital marketing ini dapat dilakukan melalui media sosial untuk menarik konsumen dan calon konsumen secara cepat.

“Penjualan sabun tersebut perlu dilakukan pengelolaan keuangan antara lain dengan melakukan pencatatan neraca keuangan sehingga mengetahui keuntungan yang diperoleh dari penjualan sabun,” kata Silvia Dewi Sagita Andik, dosen IPB University dari Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi.

Dengan sosialisasi ini, Neneng, salah satu peserta dari Rukun Tetangga Kampung Cibanteng Agathis menyampaikan, kegiatan ini sangat berguna dalam membuka wawasan ibu-ibu terhadap limbah rumah tangga. Ia pun berharap, akan terus terjalin kerjasama antara perguruan tinggi dengan masyarakat sekitar sekitar lingkar kampus IPB University.

“Sehingga dari kerja  sama yang dibuat dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar lingkar kampus IPB University khususnya ibu-ibu di Kampung Cibanteng Agathis, Desa Cihideung Ilir,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement