IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Sekitar 16.550 pelanggar hukum kependudukan dan perburuhan, serta peraturan keamanan perbatasan, ditangkap di berbagai wilayah Kerajaan dalam waktu seminggu terakhir.
Penangkapan tersebut dilakukan dalam operasi gabungan yang dilakukan oleh berbagai satuan aparat keamanan dan Direktorat Jenderal Paspor (Jawazat), selama periode 7-13 Oktober.
Belasan ribu orang yang ditangkap terdiri dari beberapa pelanggaran, di antaranya 7.318 pelanggar undang-undang kependudukan, 7.190 pelanggar peraturan keamanan perbatasan, dan lebih dari 2.042 pelanggar undang-undang perburuhan.
Dilansir di Saudi Gazette, Ahad (17/10), 325 orang ditangkap ketika mencoba melintasi perbatasan ke Kerajaan. Sebanyak 50 persen di antaranya adalah warga negara Yaman, 46 persen orang Etiopia, serta empat persen milik negara lain.
Sebanyak 55 orang ditangkap karena mencoba melarikan diri dari Kerajaan dengan melintasi perbatasan. Aparat juga menangkap 107 orang yang terlibat dalam pengangkutan pelanggar dan memberikan perlindungan terhadap mereka.
Total pelanggar yang saat ini dikenai tindakan hukuman berjumlah lebih dari 86.626 orang, dengan 77.657 berjenis kelamin pria dan sisanya wanita. Kasus 70.771 pelanggar dirujuk ke misi diplomatik mereka untuk mendapatkan dokumen perjalanan deportasi.
Kementerian Dalam Negeri sebelumnya telah memperingatkan siapa pun yang kedapatan memfasilitasi pihak-pihak tak berizin memasuki Kerajaan dengan melanggar peraturan keamanan perbatasan atau memberinya transportasi, tempat berlindung, atau bantuan dan layanan apa pun dengan cara apa pun, akan diberikan hukuman penjara maksimum 15 tahun dan denda sampai dengan satu juta riyal Saudi.
Tak hanya itu, otoritas juga akan melakukan penyitaan terhadap alat transportasi, tempat tinggal yang digunakan untuk tempat tinggal, serta mempublikasikan nama mereka di media lokal.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
