Sabtu 16 Oct 2021 08:43 WIB

Produksi Kentang Banjarnegara Didorong Lebih Modern

Produksi kentang Banjarnegara peringkat kedua se-Indonesia.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ilham Tirta
Pekerja memanen kentang (ilustrasi).
Foto: Antara/Siswowidodo
Pekerja memanen kentang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budidaya kentang yang merupakan komoditas unggulan Kabupaten Banjarnegara selama ini masih dikerjakan secara manual. Dengan luas lahan mencapai lebih dari 6 ribu hektare, perlu adanya sebuah terobosan yang dapat mengefisiensi sumberdaya dengan modernisasi pertanian berbasis aplikasi digital.

Modernisasi pertanian menjadi sangat penting untuk menuju target utama, yaitu peningkatan produksi dan produktivitas hasil pertanian, di tengah semakin terbatasnya tenaga kerja pertanian. Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan), Agung Prabowo mengatakan, biaya pengolahan dan pemanenan adalah komponen terbesar dalam biaya budidaya kentang.

Dengan potensi yang dimiliki oleh Banjarnegara, perlu adanya modernisasi pertanian yang dicirikan dengan penggunaan alat mesin pertanian pada setiap proses produksi. “Kementerian Pertanian memilih Banjarnegara untuk memfasilitasi pengembangan budi daya kentang modern karena produksi kentang di sini merupakan peringkat pertama di Jawa tengah dan nomor dua se-Indonesia," kata Agung, Sabtu (16/10).

Agung menjelaskan, teknologi mekanisasi yang akan diterapkan untuk mendukung budidaya kentang di Banjarnegara antara lain mesin pembuat guludan, mesin penanam benih kentang, mesin pemanen serta alat pengangkut sarana produksi dan hasil panen. “Seperti mesin penanam benih yang memiliki kapasitas kerja hanya 4,5 jam untuk satu hektar, tentu usaha tani kentang akan menjadi lebih efisien karena menghemat waktu, biaya dan tenaga,” kata Agung.

Tak hanya komoditas kentang, Balitbangtan melalui program Riset dan Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) juga akan mengembangkan komoditas unggulan lain di Banjarnegara seperti kopi dan ternak Domba Batur. Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry menjelaskan, RPIK dibentuk dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional, dimana dalam program ini, Balitbangtan akan menerapkan pertanian modern dari setiap tahapan budidaya.

“Dalam program RPIK, Balitbangtan bersama stakeholder akan mengembangkan agribisnis berkonsep wawasan,” ungkapnya

Plh Bupati Banjarnegara, Syamsudin menyampaikan dengan potensi luas lahan yang ada di Banjarnegara, khususnya untuk komoditas kentang, pihaknya Kabupaten Banjarnegara dapat memiliki produksi kentang yang tinggi. “Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan teknologi pertanian modern untuk budidaya kentang dari hulu sampai ke hilir,” ujarnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement