Jumat 15 Oct 2021 00:18 WIB

Profil Singkat BRIN, Lembaga Riset yang 'Diarahkan' Megawati

Megawati ditunjuk Presiden Jokowi sebagai ketua Dewan Pengarah BRIN.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi bahan perbincangan publik usai diangkatnya Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pembina. Lahirnya BRIN berasal dari Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Kepala BRIN saat ini, yakni Laksana Tri Handoko, sebelumnya merupakan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dilansir dari laman resmi LIPI, BRIN dibentuk sebagai komitmen Presiden Joko Widodo untk meningkatkan kuaitas riset Tanah Air.

Baca Juga

Badan tersebut diharapkan dapat mendongkrak roda riset Indonesia melalui integrasi kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan, serta invensi dan inovasi. Dengan begitu, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemajuan bangsa dapat lebih cepat dilakukan.

Handoko ditetapkan sebagai Kepala BRIN menyusul ditetapkannya BRIN sebagai badan otonom pusat integrasi riset dan inovasi di Indonesia yang akan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Pada pelaksanaanya, lembaga-lembaga penelitian di tanah air sekaligus fungsi penelitian dan pengembangan yang ada di kementerian akan diintegrasikan dalam BRIN.

Dalam hal ini, integrasi riset mencakup seluruh proses manajemen, anggaran serta sumber daya manusia (SDM). “BRIN ditujukan untuk konsolidasi sumber daya, khususnya anggaran dan SDM. Target konsolidasi sendiri direncanakan mulai pada Tahun Anggaran 2022,” terang Handoko usai dilantik pada 28 April 2021 lalu.

Handoko menerangkan, BRIN dibentuk untuk menjadi penyedia infrastruktur riset berbagai bidang, terutama untuk meningkatkan nilai tambah kekayaan sumber daya alam lokal demi peningkatan ekonomi nasional. Pada tahap awal, dia berencana, untuk memfokuskan pada riset dan inovasi berbasis biodiversitas yang memiliki tingkat kompetitif lokal tinggi.

"Tentu riset dan inovasi teknologi juga tetap didukung,” ujar Handoko.

Handoko menambahkan, BRIN diharapkan mampu menjadi jembatan antara dunia riset dan dunia industri. Dia menilai, melalui aktivitas riset yang terintegrasi serta melahirkan banyak invensi dan inovasi yang mampu bersaing secara global, maka hilirisasi industri dapat menjadi enabler ekonomi dan sekaligus penarik investor sektor riset.

Seusai dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Kepala BRIN pada 28 April 2021, Handoko mengaku mendapatkan tugas baru. Dalam bahasa sederhana, BRIN harus mampu 'menguangkan' riset.

"Sehingga pada akhirnya akan mendukung perekonomian negara kita dalam jangka panjang. Kami juga menargetkan untuk memberikan dampak ekonomi dari berbagai aktivitas riset dan inovasi dari berbagai litbang sehingga memberikan dampak ekonomi secara langsung," ujar Handoko di Istana Negara, Rabu (28/4).

Adapun, ihwal ditunjuknya Megawati Soekarnoputri sebagai ketua Dewan Pengarah BRIN, Handoko yang juga hadir di Istana Negara, saat pelantikan Megawati pada Rabu (13/10), menyambut hangat kehadiran Dewan Pengarah BRIN. Handoko merasa yakin kehadiran dewan pengarah beserta anggotanya yang berasal dari latar belakang beragam akan dapat memperkuat riset dan inovasi di Tanah Air.

“Atas nama keluarga besar BRIN, kami menyambut hangat kehadiran dewan pengarah,” kata Handoko.

Penunjukan Megawati sebagai ketua Dewan Pengarah BRIN, belakangan menyulut pro dan kontra. Alasannya, latar belakang Megawati adalah tokoh politik bukan pakar atau ahli di bidang riset dan inovasi.

Namun, Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah menegaskan struktur Dewan Pengarah BRIN justru sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) 78 tahun 2021. Khususnya, kata Basarah, terkait pasal tugas Dewan Pengarah yang memberikan arahan kepada BRIN dengan berpedoman pada nilai Pancasila.

"Saya garis bawahi di sini adalah 'Berpedoman pada nilai Pancasila'," kata Basarah, Kamis (14/10).

 

photo
Megawati Soekarnoputri - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement