Kamis 14 Oct 2021 12:53 WIB

Perubahan Iklim dan Perspektifnya dalam Islam

Perubahan iklim sebagai ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi umat manusia.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
 Ilustrasi Global Warming
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Global Warming

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan perubahan iklim sebagai ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi umat manusia. Mereka menjelaskan sepuluh tindakan iklim dan kesehatan yang direkomendasikan untuk pemulihan yang sehat dan hijau dari pandemi Covid-19.

Laporan Khusus COP26 WHO tentang Perubahan Iklim dan Kesehatan dirilis pada Selasa menjelang Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow. “Pandemi Covid-19 telah menyoroti hubungan antara manusia, hewan, dan lingkungan kita,” kata Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Ghebreyesus mengatakan WHO menyerukan semua negara untuk berkomitmen pada tindakan tegas di COP26 untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celsius. WHO juga meluncurkan laporan tersebut dalam sebuah surat terbuka yang ditandatangani oleh lebih dari dua pertiga tenaga kesehatan global dan 300 organisasi yang mewakili setidaknya 45 juta dokter dan profesional kesehatan di seluruh dunia yang menyerukan para pemimpin nasional dan delegasi negara COP26 untuk meningkatkan aksi iklim.

“Untuk melindungi kesehatan membutuhkan tindakan jauh di luar sektor kesehatan, dalam energi, transportasi, alam, sistem pangan, keuangan, dan banyak lagi,” ujar dia. Sepuluh tindakan yang direkomendasikan memberikan contoh nyata intervensi yang dapat ditingkatkan dengan cepat untuk menjaga kesehatan dan iklim.

Laporan WHO menambahkan krisis iklim telah menyebabkan efek riak yang menghancurkan di seluruh masyarakat dan ekonomi, seperti pandemi Covid-19.

Islam dan perubahan iklim

Dilansir About Islam, Kamis (14/10), dari perspektif Islam, aktivisme lingkungan didasarkan pada penghormatan terhadap hubungan antara diri sendiri, Allah, dan ciptaan Allah. Dalam surat Al-An\'am ayat 165:

وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَكُمْ خَلٰۤىِٕفَ الْاَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْۗ اِنَّ رَبَّكَ سَرِيْعُ الْعِقَابِۖ وَاِنَّهٗ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ

"Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Secara historis, para sarjana Muslim menggabungkan studi mereka tentang alam dengan pemahaman mereka tentang Allah. Alquran mengartikulasikan bagaimana kesadaran lingkungan meresapi setiap aspek kehidupan dan menjelaskan alam sebagai sistem yang lengkap, kompleks, saling berhubungan dan saling bergantung.

Allah berfirman dalam surat Al-Qamar ayat 49:

اِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنٰهُ بِقَدَرٍ

"Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement