Kamis 14 Oct 2021 09:24 WIB

Belasan Ribu Petani Ikan Telah Gunakan Teknologi Efishery

Aplikasi dirancang khusus untuk mempermudah aktivitas budaya ikan.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Co-founder dan Chief of Staff eFishery Chrisna Aditya, salah satu contoh pemanfaatan efishery ialah aplikasi eFisheryKu.
Foto: Istimewa
Co-founder dan Chief of Staff eFishery Chrisna Aditya, salah satu contoh pemanfaatan efishery ialah aplikasi eFisheryKu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekitar 18 ribu petani ikan yang ada di Indonesia telah memanfaatkan teknologi yang dikembangkan oleh "start up"  besutan alumni ITB, berupa teknologi di bidang perikanan yakni efishery. Menurut Co-founder dan Chief of Staff eFishery Chrisna Aditya, salah satu contoh pemanfaatan efishery ialah aplikasi eFisheryKu yakni aplikasi koperasi perikanan digital yang dirancang khusus untuk mempermudah aktivitas budidaya ikan, mulai dari awal hingga akhir proses budidaya. 

"Petani yang sudah gabung dengan kita itu kurang lebih 18 ribu. Spesifik di Jabar ada sekitar 5.000-an karena memang mayoritas banyaknya di Jabar," ujar Chrisna di Bandung, Rabu (13/10).

Chrisna mengatakan dalam kurun waktu tiga tahun mendatang efishery bisa merangkul satu juta dari total sekitar tiga juta petani ikan di Indonesia. "Memang potensi petani ikan yang belum pakai teknologi ini masih sedikit kurang dari 1 persen. Jadi masih sangat besar," katanya.

Menurut Chrisna, selama 8 tahun berkiprah, efishery berhasil melahirkan berbagai terobosan dalam mengakselerasi pertumbuhan industri akuakultur.  Dia lantas mencontohkan aplikasi eFisheryKu, aplikasi koperasi perikanan digital yang dirancang khusus untuk mempermudah aktivitas budidaya ikan, mulai dari awal hingga akhir proses budidaya. 

Aplikasi ini, kata dia, selayaknya koperasi yang menyediakan berbagai kebutuhan para pembudidaya ikan. Mulai dari pembelian pakan, penjualan ikan, informasi seputar harga pasar, serta pengajuan permodalan. 

Hingga saat ini, kata dia, aplikasi eFisheryKu tersebut sudah diunduh oleh ribuan pembudidaya ikan di Indonesia. Menurut Crishna, penggunaan eFisheryKu ini banyak manfaatnya bagi petani sebelum dan setelah pakai eFisheryKu. Yakni, bisa menghemat pemberian pakan ikan hingga 30 persen. Begitu juga, dengan produksivitas ikan bisa naik 30 persen.

"Dalam pemberian pakan dengan teknologi ini bisa menghemat 30 persen. Karena kan tanpa teknologi pemberian pakan asal aja ditebar jadi banyak yang terbuang dalam air," katanya.

Selain eFisheryKu, kata dia, eFishery juga menghadirkan layanan pendampingan digital eFarm bagi para petambak udang. eFarm memberikan layanan pendampingan budidaya, monitoring kualitas air tambak, serta protokol pencegahan wabah penyakit. 

Selain memfasilitasi para pembudidaya, kata dia, Agustus lalu eFishery juga meluncurkan program eFishery Academy. Program ini digagas, dalam rangka menggerakkan anak muda untuk secara aktif terlibat dalam membangun industri akuakultur. 

"Ada tiga program yang ditawarkan oleh eFishery Academy, yaitu Aqua-Scientist, Aqua-Troops, dan Aqua-Preneurs," katanya.

Chrisna menilai, penting untuk mengikutsertakan para pelajar, ilmuwan, dan semua pihak yang memiliki pengalaman dan ketertarikan di bidang akuakultur. 

Termasuk, kata dia, mengajak anak muda untuk terlibat secara aktif di sektor ini demi mendorong terjadinya transfer pengetahuan lintas generasi, sekaligus memastikan kesinambungan dan keberlanjutan ekosistem akuakultur. 

"Prospek industri akuakultur semakin berkembang pesat ketimbang sektor makanan berbasis hewani lainnya," katanya.

Dari data yang dihimpunnya, kata dia, laju tangkapan ikan laut cenderung stagnan, dimana pertumbuhannya hanya tiga persen. Di sisi lain, kata dia, akuakultur tumbuh 21 persen selama enam tahun terakhir sehingga prospek industri ini semakin cerah karena potensinya sangat besar termasuk di Indonesia. 

"Kita (Indonesia) ini produsen akuakultur terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Selain itu, Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi pemuda terbesar di dunia, sekitar 26 persen dari total 260 juta penduduknya atau kurang lebih 68 juta jiwa. Jadi hal ini menjadi sangat potensial," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement